BNPB Berikan Bantuan Besar: Rp 200 Juta dan Peralatan Terkini untuk Sragen

SRAGEN, Kabarsukowati – Sebagai bentuk kepedulian yang luar biasa, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dengan cepat merespons bencana alam yang melanda Kabupaten Sragen. Mereka tidak hanya memberikan suntikan keuangan sebesar Rp 200 juta, tetapi juga melengkapi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat dengan peralatan terkini untuk penanganan bencana.

Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB, Dr. Lilik Kurniawan, menyerahkan bantuan langsung kepada Kepala Ex Officio BPBD Sragen, Dr. Hargianto, di Sekretariat Daerah Kabupaten Sragen pada Kamis (7/3). Paket bantuan tidak hanya berupa dana, tetapi juga mencakup 200 pouch makanan siap saji, 200 paket sembako, matras, biskuit, tenda pengungsian, tenda keluarga, pompa alkon, nozzle jet, alat penyelamatan, dan sabun cair.

Dr. Lilik Kurniawan menyampaikan keprihatinan mendalam BNPB terhadap banjir dan longsor baru-baru ini di Sragen, dengan mengatakan, "Mewakili Kepala BNPB, kami mengungkapkan simpati mendalam kami terhadap kejadian banjir dan longsor di Sragen. Kami memberikan bantuan keuangan sebesar Rp 200 juta untuk operasional penanganan darurat bencana, beserta berbagai peralatan dan logistik yang diperlukan untuk penanganan dampak bencana."

Anggaran yang dialokasikan akan digunakan sepenuhnya untuk kebutuhan operasional BPBD, yang telah aktif terlibat dalam mitigasi dan penanganan bencana. Sementara pemerintah daerah berjuang untuk mengucurkan Belanja Tak Terduga (BTT) untuk penanganan bencana, BNPB bertujuan untuk memastikan BPBD memiliki sumber daya yang cukup untuk respons bencana yang efektif.


"Dana operasional untuk BPBD dikelola oleh BPBD itu sendiri. Mereka bekerja di lapangan, memberikan dukungan yang tidak terencana, dan terkadang mereka membutuhkan uang segar untuk melakukannya. Pemerintah daerah memiliki BTT, tetapi prosesnya membutuhkan waktu. Jika BTT belum turun, dukungan BPBD terhambat," jelas Dr. Lilik.

Dia menegaskan komitmen BNPB untuk memastikan respons bencana darurat di Sragen berjalan lancar, tidak meninggalkan celah dalam perlindungan dan kesejahteraan masyarakat setempat. Dr. Lilik mengumumkan rencananya untuk meninjau lokasi longsor di Sambirejo, dengan menyatakan, "Kami ingin memastikan bahwa situasi darurat ini ditangani dengan baik."

Selain itu, BNPB memanfaatkan kesempatan ini untuk memberikan panduan kepada Pemerintah Daerah Sragen tentang strategi mitigasi bencana masa depan, dengan tujuan mencegah banjir dan longsor pada tahun mendatang. Pendekatan ini melibatkan berbagai departemen regional (OPD) di Sragen, memastikan bahwa semua departemen memahami peran mereka, bukan hanya BPBD.

"BPBD hanya satu dari banyak OPD. Kami melibatkan semua OPD di Sragen untuk menciptakan kesadaran tentang kesiapsiagaan bencana. Penduduk yang tinggal di daerah rawan bencana juga harus berperan. Pemimpin RT dan RW, serta kepala masyarakat, harus berupaya untuk menyiapkan rute evakuasi dan tempat penampungan," tegas Dr. Lilik.

Sebagai kesimpulan, BNPB menjamin bahwa daerah rawan bencana tidak akan digunakan untuk hunian. Namun, jika relokasi menjadi sulit karena berbagai alasan, pemerintah harus meningkatkan kesiapsiagaan untuk memastikan keselamatan penduduk saat bencana melanda.

"Intinya, ada tiga aspek dalam penanganan bencana: pertama, menjauhkan bencana dari masyarakat; kedua, memindahkan masyarakat dari daerah rawan bencana – meskipun sulit karena kearifan lokal; dan terakhir, hidup berdampingan dengan risiko, di mana penduduk hidup harmonis dengan ancaman, memerlukan upaya mitigasi dan kesiapsiagaan pemerintah," terang Dr. Lilik.

Mengungkapkan rasa terima kasih atas bantuan BNPB, Dr. Hargianto, Kepala Ex Officio BPBD Sragen, mengakui kesulitan yang dihadapi oleh pemerintah daerah dalam mengalokasikan dana BTT. "Kami menghargai dana operasional dan peralatan; ini adalah sumber daya yang sangat dibutuhkan," ujarnya.(Aza)

Tinggalkan Komentar

Komentar