Usulkan Ratusan Perawat Honorer Menjadi PPPK pada 2023

SRAGEN, Kabarsukowati – Kabupaten Sragen memiliki lebih dari 1.900 Perawat aktif yang bertugas. Namun masih sangat terbatas profesi perawat yang mendapatkan status Aparatur Sipil Negara (ASN). Padahal tugas dan resiko mereka sangat tinggi, apalagi pada saat era pandemi. 

DPD Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Sragen Ali Ahmadi menyampaikan jumlah perawat yang masuk dalam PPNI sampai saat ini sebanyak 1.975 orang. Termasuk mereka yang masuk dalam pengurus sekretariat.

Namun dari jumlah tersebut, yang masuk menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN), baik Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) kurang dari 35 persen. Pihaknya pun mengupayakan agar ada afirmasi dari Kementerian untuk menaungi kejelasan status perawat honorer.

”Kemarin ada edaran dari Kementerian Kesehatan, kemungkinan ada afirmasi PPPK. Tapi tidak semuanya, hanya di rumah sakit dan unit kerja pemerintah,” terangnya usai pelantikan pengurus PPNI Sragen Kamis (31/3).

Perawat Honorer yang berada di Instansi pemerintah terdata sejumlah 187 perawat. Sedangkan Profesi bidan sejumlah 127 orang. Tenaga Kesehatan lainnya semisal penyuluh kesehatan, dan elektromedsi sejumlah 164 orang. ”Jumlah tersebut kita ajukan ke dirjen kesehatan, kemungkinan para perawat untuk formasi 2023,” kata Ali.  

Pihaknya menekankan resiko sebagai perawat sangat tinggi ditengah situasi pandemi. Kabupaten Sragen sampai saat ini perawat yang meninggal ada 7 orang ditambah 1 orang bidan akibat covid-19. ”Dari korban covid-19 tersebut, 2 orang diantaranya mendapat santunan pemerintah pusat senilai Rp 300 juta. Santunan sesuai dengan kriteria,” jelasnya.  

Selanjutnya dia menyampaikan dalam waktu dekat, untuk meningkatkan mutu pelayanan perawat, akan diterapkan dalam sistem digital. Ali menambahkan perawat juga tetap harus meningkatkan kompetensi. ”Misalkan pelayanan di unit kerja, jika sistem digitalisasi diterapkan kinerja akan lebih cepat,” ujarnya.

Sementara Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyampaikan tanpa dedikasi para perawat, tidak mungkin Kabupaten Sragen bisa bertahan dari situasi pandemi yang telah berlangsung. ”Selama pandemi covid, mustahil bisa keluar dari situasi ini tanpa peran perawat. Tapi Saya ingatkan saat ini melandai tapi belum berakhir,” terangnya.

Sehingga pihaknya menekankan pentingnya tertib menggunakan APD dan sebagainya dalam bertugas. Sebagai orang yang berkecimpung di dunia medis, Yuni paham kinerja yang diharapkan dari seorang perawat. Dia menegaskan ketika tugas memanggil, tidak boleh mengurangi performa kerja. meski sedang ada masalah pribadi di diluar. ”Kalau perawat senior kadang lupa sapa dan senyum. Padahal tugas utama melayani pasien,” ujarnya,


Meski sama-sama dalam dunia medis, Yuni menekankan perawat bukan pembantu dokter. Harus bisa menjaga profesionalitas dan tetap sederajat. ”Honor beda itu wajar karena sekolahnya juga beda, tapi dalam hal pekerjaan sejajar dan punya tujuan yang sama,” tegasnya.(aza)

Tinggalkan Komentar

Komentar