Tak Rampung Sepekan, Bisa Jadi Kendala Pembahasan APBD 2023


SRAGEN, Kabarsukowati – Kerusakan di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sragen perlu segera perbaikan. Lantaran sejumlah agenda penting membahas APBD Tahun anggaran 2023 dan Sejumlah panitia Khusus (Pansus) Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) di akhir tahun ini.

Ketua DPRD Sragen Suparno menyampaikan sudah mengundang dinas teknis Senin (10/10) ini untuk segera melakukan kajian. Melihat perbaikan yang perlu dilakukan sekaligus mentaksir biaya perbaikan. ”Dengan kerusakan dan kondisi darurat akibat alam bisa dilakukan Harga Perkiraan Sendiri (HPS), yang dibuat oleh tim teknis,” terangnya.

Tetapi dia mensyaratkan tim teknis tersebut dalam menentukan HPS harus akuntable, transparan dan bisa dipertanggungjawabkan. Kemudian Sekwan menindaklanjuti pada bupati dengan membuat nota dinas disertai dengan Rencana Anggaran Belanja (RAB).    

Soal aktifitas dari anggota DPRD ini, dalam sepekan tengah melakukan kegiatan luar. Dia menargetkan dalam sepekan sudah ada perbaikan di bagian yang mengalami kerusakan. ”Karena pekan depan kita sudah ada kegiatan rapat, baik pansus maupun paripurna. Jadi saya tidak mau tahu sepekan harus sudah terselesaikan,” terangnya.

Apalagi dalam waktu dekat akan dilakukan pembahasan penjabaran APBD 2023. Dalam prosesnya juga harus dilalui dengan tahapan paripurna. ”Bisa saja digeser di Gedung Kartini. Tidak mungkin, mempertimbangkan banyak hal. Maka ketika RAB nanti jadi dan disepakati, kita tunjuk pelaksana rekanan yang profesional siap kerja 1 x 24 jam, dan beberapa hari kedepan,” terangnya.

Lantas untuk mempersingkat waktu, Suparno merekomendasikan menggunakan PVC yang tidak perlu harus dilakukan pengecatan ulang. Dia meminta juga mengecek kabel kelistrikan, lampu dan pengeras suara. ”Pengerjaan harus cepat dan tidak bisa manual, pakai alat profesional,” terang dia.

Sementara Sekretaris Dewan Pujiatmoko menjelaskan ada 5 ruangan yang mengalami kerusakan. Plafon rubuh akibat cuaca buruk selama Sabtu-Minggu (8-9/10). Selain itu, bangunan bagian belakang juga rusak, namun masih masa pemeliharaan karena sedang tahap pembangunan.

Beruntung pada saat akhir pekan, sehingga tidak ada kegiatan. Dirinya juga mendapat laporan dari staf setelah kejadian itu.

Puji menduga, kondisi genting yang cukup berat mengakibatkan genting tidak sampai berterbangan. Namun angin sedikit mengangkat genting, sehingga air dapat masuk dan tertampung di Plafon dengan bahan Gypsum. Karena terus menyerap air, akhirnya menjadi berat dan jatuh.

”Kerusakan di sebelah timur bangunan, karena angin dan hujannya dari timur ke barat. Setelah mendapat laporan dari Kabag Umum, kita membuat laporan singkat ke Pak Ketua untuk meminta petunjuk. Selain itu dilaporkan ke Sekda,” ungkapnya.

Setelah itu pihak Sekwan mendapat masukan dari Sekda untuk membuat Rencana Anggaran Belanja (RAB). Lantaran untuk pemeliharaan sudah habis.(aza)

Tinggalkan Komentar

Komentar