Suspect Chikungunya, Banyak Warga Kurang Sadar Pencegahan

SRAGEN, Kabarsukowati – Beragam wabah penyakit ketika musim hujan saat ini perlu diwaspadai. Termasuk kemungkinan penyebaran penyakit akibat gigitan nyamuk. Selain Demam Berdarah Dengue (DBD), yang perlu diwaspadai yakni virus Chikungunya.

Kekhawatiran terkait sebaran chikungunya disampaikan Ketua RT 18 Dukuh Plosorejo, Desa Guworejo, Kecamatan Karangmalang Sri Warsito. Pihaknya menyampaikan ada beberapa warganya yang sakit. Sehingga dia mendorong dilakukan upaya pencegahan.

”Beberapa orang merasakan seperti chikungunya, makanya kami mohon bantuan untuk pengecekan di lokasi sekaligus sosialisasi dari tim kesehatan,” bebernya Kamis (29/2).

Terkait kondisi di lokasi, bidan desa Guworejo, Ike Fatma menyampaikan pihaknya mengerahkan kader jumantik untuk memeriksa kondisi di Dukuh Plosorejo tersebut. Dia mengecek pada Sabtu (24/2) lalu masih banyak jentik nyamuk di tempat penampungan air warga. Lantas ketika diulangi pada Kamis (29/2) situasi masih tidak banyak berubah.

Dari pengambilan sampel rumah sebanyak 20 rumah, ada 9 rumah yang masih ada jentik nyamuk. Sementara 11 rumah lainnya sudah bersih dari jentik nyamuk. Namun kebersihan dan pola hidup masyarakat perlu diperhatikan.

Pihaknya menjelaskan, beberapa waktu lalu ada warga yang sakit. Gejala ringan mengarah ke Chikungunya. Seperti merasakan nyeri persendian dan sebagainya. Namun sudah berangsur-angsur sembuh. ”Ada yang merasakan nyeri sendi. Tapi sudah pada masa fase penyembuhan,” ujarnya.

Dia menuturkan penyebaran chikungunya juga disebarkan oleh nyamuk selain DBD. Sehingga perlu didorong warga untuk mencegah dengan membersihkan tempat kembang biak nyamuk. Lantas dengan laporan ini pihaknya menggerakkan 6 kader jumantik memeriksa rumah warga.

Sementara Kepala Puskesmas Karangmalang dr. Yoesi Nirmiyanto menyampaikan saat ini terkait chikungunya di Desa Guworejo masih suspect atau dugaan. Belum ada diagnosis pasti terkait chikungunya. ”Laporan pasien sudah minggu lalu, sudah kita cek. Sekarang kita PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) karena banyak jentik,” terang Yoesi.

Dia menegaskan sudah menggelar Penyelidikan Epidemiologi (PE) guna cek pasien dan kondisi lingkungan. Nyatanya di lapangan, kesadaran masyarakat untuk menguras penampungan air sangat kurang. Yoesi menjelaskan suspect chikungunya hanya di desa Guworejo.

”Mohon warga untuk bersihkan lingkungan masing-masing dengan menguras bak mandi seminggu sekali. Kesehatan tanggung jawab kita bersama, jadi dimulai dari diri sendiri untuk berperilaku hidup sehat,” beber dia.(edi).

Tinggalkan Komentar

Komentar