Suara dari Sragen

FADE IN:


INT. RUMAH - HARI


Di sebuah rumah kecil di desa Sragen, Jawa Tengah, Pak Slamet duduk di ruang tamu, menggeleng-gelengkan kepala sambil menatap televisi yang menyiarkan debat antar calon presiden. Ia terlihat gelisah dan tidak puas.


PAK SLAMET

(entah kepada siapa)

Semua mereka sama saja. Tak satu pun yang layak.


Tiba-tiba, tetangga Pak Slamet, Ibu Siti, masuk ke dalam rumah dengan senyuman ramah.


IBU SITI

Apa kabar, Pak Slamet?


Pak Slamet menghela nafas dan mengangguk.


PAK SLAMET

Baik-baik saja, Ibu Siti. Hanya sedikit kecewa dengan semua calon presiden ini.


Ibu Siti mengangguk mengerti, lalu duduk di sebelah Pak Slamet.


IBU SITI

(sambil menatap televisi)

Memang benar, Pak. Tapi Anda tahu, memilih pemimpin itu penting. Kita harus memilih yang terbaik dari yang tersedia.


Pak Slamet menggeleng-gelengkan kepala dengan skeptis.


PAK SLAMET

Tapi mereka semua... tidak ada yang cocok untuk Sragen, untuk negeri ini.


Ibu Siti tersenyum sambil mengangguk.


IBU SITI

Mungkin begitu, Pak. Tapi kita harus ingat, suara kita adalah kekuatan kita. Kalau kita tidak menggunakan suara kita untuk memilih, bagaimana mungkin kita bisa berharap perubahan?


Pak Slamet terdiam, merenungkan kata-kata Ibu Siti. Ia tahu ada kebenaran dalam perkataannya.


PAK SLAMET

(telah terinspirasi)

Anda benar, Ibu Siti. Saya mungkin tidak menyukai semua calon presiden, tapi saya harus mengikuti tanggung jawab saya sebagai warga negara.


Ibu Siti tersenyum puas.


IBU SITI

Itulah semangat, Pak Slamet. Mari kita gunakan suara kita untuk memilih yang terbaik demi masa depan kita bersama.


Pak Slamet tersenyum mengangguk, merasa bersemangat.


PAK SLAMET

(tersenyum)

Ya, mari kita lakukan itu.


Mereka berdua melanjutkan menonton debat, namun kali ini dengan semangat baru yang menyala di dalam hati Pak Slamet.


CUT TO:


INT. TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA - HARI PEMILU


Pak Slamet berdiri tegak di depan bilik suara, menatap kertas suara dengan tekad yang mantap. Ia mengambil pulpen, dan dengan hati yang penuh keyakinan, ia mencoblos untuk memilih calon presiden yang menurutnya akan membawa perubahan yang lebih baik bagi Sragen dan negara ini.


FADE OUT.

Tinggalkan Komentar

Komentar