Sragen Termiskin Se Eks Karisidenan Surakarta

SRAGEN. Kabarsukowati. – Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengakui saat ini Sragen menjadi termiskin di wilayah Eks karisidenan Surakarta. Pihaknya terus berupaya menurunkan kemiskinan dengan target 0,6 persen per tahun. Lantas pada 2026 sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) turun menjadi 9,98 persen.

Bupati mengaku untuk penurunan 1 digit sangat sulit. Dia menjelaskan pada awal 2021 angka kemiskinan Sragen di 13,38 persen. Prosentase tersebut masih diatas rata-rata angka Provinsi Jawa Tengah dan Nasional. ”Kemiskinan di Provinsi jateng, 11,41 persen sedangkan nasional 10,19 persen,” ujarnya.

Lantas pada 2022 melampaui target penurunan, di 0,89 persen. Pada akhir 2022 persentase kemiskinan di angka 12,94 persen. ”Namun angka tersebut masih tinggi dibandingkan angka kemiskinan di jawa tengah, sebesar 11,79 persen. Di Nasional turun menjadi 9,71 persen,” terang Yuni.

Meski berhasil menurun, namun tetap tinggi dibanding dengan angka Provinsi maupun nasional. Dia menjelaskan 12,94 persen ini setara dengan jumlah penduduk 115.140 jiwa. Pengurangan di angka 7772 jiwa dalam setahun setahun terakhir.

Pihaknya menyampaikan angka kemiskinan diakui menduduki posisi tertinggi di Solo Raya. Dia mengaku situasi ini cukup ironis dan menjadi pekerjaan rumah bersama. Dia menyampaikan upaya yang dilakukan yakni desa Tuntas kemiskinan.

Program ini fokus menyasar desa dari satu desa ke desa lain. Dia meyakini formula ini perlahan namun ada langkah pasti. Pada 2023 ini, desa yang disasar yakni Desa Bonagung, Bukuran, dan Ngargotirto. ”Semua di utara bengawan, kantong kemiskinan tinggi di kabupaten Sragen,” terang Bupati.

Pihaknya juga akan mengundang pengusaha dan investor untuk bekerjasama. Salah satunya membangunkan rumah bagi warga tidak mampu melalui program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Dia menyampaikan per rumah dengan buget Rp 15 juta. ”Untuk mengentaskan 3 desa tadi, kita butuh perbaikan 1200 unit, baznas sudah memberikan, kita arahkan 100 unit, itu Rp 1,5 miliar. Sedangkan dari matra juga 100 unit juga,” ujarnya.

Lantas dari APBD direncanakan Rp 3 miliar. Dengan demikian masih kurang 800 unit yang belum terjangkau. Pihaknya berharap investor yang ada di Sragen untuk membantu. ”Ini saya minta pengusaha di Sragen turut membantu perbaikan RTLH, kami tunggu komitmennya. Mau dibangunkan atau bangun sendiri kami persilahkan,” ujarnya.(aza).

Tinggalkan Komentar

Komentar