Sejumlah Sapi Sakit, Tak Layak Qurban

SRAGEN. Kabarsukowati. – Kondisi hewan ternak dipastikan benar-benar sehat menjelang idul Adha. Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (KPPP) Kabupaten Sragen memastikan kondisi sapi di setiap kelompok ternak. Pelaksanaan Pengecekan dilakukan sampai jelang Idul Adha.

Subkoordinator Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas KPPP Kabupaten Sragen, Ana Margaretha menyampaikan sejauh ini sudah menemukan beberapa temuan. Seperti penyakit kulit dan beberapa penyakit lain. Namun tidak ada yang dinilai sebagai penyakit serius.

Sejauh ini pengecekan dilakukan di beberapa lokasi. Pengecekan awal ini sudah dilakukan di 3 kandang kelompok dengan didampingi petugas medik Balai veteriner Provinsi Jawa Tengah. Dia menegaskan pelaksanaan pengecekan akan terus dilakukan hingga H-1 idul adha. Selain itu pengecekan juga dilakukan di peternak mandiri.

”Jumlah belum kami hitung karena saking banyaknya. Namun dalam satu kandang komunal bisa 40-50 ekor,” terangnya.

Ana menilai belum ada penyakit berat yang ditemukan. Seperti Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) pada Sapi dan LSD. Namun penyakit apapun tetap tidak layak untuk jadi sapi kurban. ”Temuan seperti penyakit mata, penyakit kulit. Tapi bukan penyakit yang serius. Kalau syarat korban memang harus sehat dan tidak cacat,” terangnya.

Sehingga temuan sapi yang sakit akan dipisah terlebih dahulu untuk diobati. Karena memang tidak boleh untuk korban. Sementara pada pengecekan, sapi diberi suntikan vitamin dan obat cacing. Kemudian diberikan semprot disinfectan pada kandang untuk mencegah penularan bakteri.

Sementara anggota Kelompok Peternak, Supardi menyampaikan jelang idul adha ini ada kenaikan harga sapi. Pihaknya menjelaskan kenaikan sekitar Rp 2 juta pada saat ini. Harga sapi saat ini berkisar di Rp 22 juta. ”Permintaan termasuk meningkat dari hari biasa, kenaikan bisa Rp 2,5 juta,” ujarnya.

Terkait kondisi sapi miliknya, dirasa cukup sehat. Namun ada satu sapi yang tampak bekas bentol-bentol di kulitnya. Dia mengklaim akibat lalat. ”Ini lalat dan tidak pengaruh. Kalau bisa obat dari dinas. Dulu kalau jaman PMK sekitar sini banyak yang kena. Sekarang sapi sekitar sini sudah sehat, “ ujar peternak asal Kelurahan Karangtengah, kecamatan Sragen ini.(rob).

Tinggalkan Komentar

Komentar