Pucuk Pimpinan 5 OPD Terisi, Bupati Tak Ragu Demosi Pejabat

SRAGEN, Kabarsukowati – Pemerintah Kabupaten Sragen memberikan promosi dan mutasi bagi sejumlah Pejabat untuk mengisi posisi strategis. Termasuk 5 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dengan proses seleksi. Alhasil, 5 OPD terisi dan sejumlah posisi camat dirombak.

Pengambilan sumpah jabatan dilaksanakan pada Selasa (31/5) malam di pendopo Rumah Dinas Kabupaten Sragen. Saat ini sejumlah dinas yang sebelumnya masih diisi oleh Plt, saat ini sudah diisi oleh pejabat definitif.

Diantaranya Kepala Dinas Perumahan Rakyat, kawasan Pemukiman, Pertanahan dan Tata Ruang (Disperkimtaru) diisi oleh Aris Wahyudi, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) dipimpin dr. Finuril Hidayati, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) diisi Aris Tri Hartanto, Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) oleh Kurniawan Sukowati. Lantas Direktur RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen dijabat dr. Joko Haryono.   

Mutasi dan rotasi juga menyasar posisi beberapa Camat dan Kepala Puskesmas. Pejabat yang mendapatkan promosi sebanyak 58 orang. Sedangkan pejabat yang melaksanakan mutasi sebanyak 41 orang.  

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyampaikan banyak yang menanyakan hasil open bidding. Selain itu panita seleksi (Pansel) sudah bekerja dengan baik memberi pandangan dengan mengajukan tiga nama yang harus dipilih salah satunya. ”Saya yakin yang saya pilih hari ini menuntaskan visi misi adalah orang yang tepat. Walaupun tidak bisa menyenangkan semua pihak,” ungkapnya.

Yuni menyampaikan seharusnya ada 6 OPD yang diserahkan. Namun satu diantaranya tidak lolos kualifikasi nama yang dipilih. ”Saya objektif dalam menentukan pilihan. Saya tidak memilih berdasarkan kedekatan,” tegas Yuni.

Dia menyampaikan keputusannya sudah melalui pemikiran yang mendalam. Setelah mendapat tugas harus menjalankan dengan baik. Bahkan dia bakal memberikan demosi atau penurunan jabatan jika kinerja buruk. Yuni meminta orang yang punya dedikasi untuk kabupaten Sragen.  ”Saya coba demosi sekali kali buat shock terapi, ada yang absen pagi sore, nggak pernah ke kantor, tapi TPP utuh,” geramnya.

Bupati menegaskan pihaknya terbuka untuk menerima masukan dan saran. Namun enggan jika sifatnya mendikte. ”Tugas Sekda dan asisten memberikan gambaran yang benar. Keputusan ada di bupati,” ujarnya. (Aza)

Tinggalkan Komentar

Komentar