Potensi Raup Untung Besar dari Ternak Entok

SRAGEN, Kabarsukowati – Entok atau Mentok makin populer saat ini. Meski unggas satu ini pamornya masih kalah dengan ayam dan bebek untuk pangsa bahan dasar kuliner. Namun seiring waktu terus berkembang dan peternak melihat peluang tersebut.


Potensi budidaya entok ditunjukkan dalam pameran yang digelar oleh Asosiasi Ternak Entok Sragen Asri (Astrea) di Alun-alun desa Blangu, Kecamatan Gesi Minggu (10/3). Sejumlah Entok sehat dengan ukuran besar yang dikembangkan para peternak Sragen makin diminati,

Ketua Astrea Didik Rustanto menyampaikan budidaya Entok menjadi peluang bisnis yang potensial. Saat ini ada 3 kategori, yakni Entok Jumbo dan entok hias untuk penghobi buat kontes. Namun bagi dunia usaha yang perputaran cepat yakni entok pedaging.

Dia menyampaikan terkait entok pedaging ini sudah ada upaya penyilangan dengan jenis entok jumbo. ”Biasanya dinamai pedaging super. Peluang bisnis disitu karena nilai nominal riil. Biasa harga per kilo timbang rata-rata Rp 30-35 ribu,” jelasnya.

Soal keuntungan, pihaknya menekankan beban biaya biasanya di pakan. Lantas jika bisa menekan biaya pakan, nilai keuntungan bisa mendapatkan hasil yang lumayan. “Jika sehari saja untuk warung membeli satu ekor, tinggal sebulan sudah dipastikan 30 ekor,” bebernya.

Didik menambahkan pada saat ini memang tingkat konsumsi tidak setinggi ayam. Namun dari komunitas terus mengupayakan untuk mengenalkan konsumsi daging Entok ke masyarakat. ”Kami sudah supply di sejumlah pedagang rica Mentok. Anggota komunitas juga memiliki usaha warung rica,” terangnya.

Pihaknya menjelaskan anggota komunitas di Sragen ada 40 an tersebar di 20 kecamatan. Lantas sekitar 6 diantaranya sudah mengembangkan ke bisnis kuliner rica Mentok. Selain itu terkait distribusi juga dinilai lancar.

Dia menuturkan sejauh ini berkaitan dengan budidaya tidak sulit. Karena saat masih anakan atau meri hingga dewasa cukup di dikandang. Biasanya pada umur sehari-sebulan masih di kandang. Ketika Sudah sebulan sudah bisa di tanah area kandang dan diganti pola makan. Bisa dipanen dalam 2,5 - 3 bulan.

Didik menargetkan akhir 2024 atau awal 2025 komunitas peternak ingin membuat kontes tingkat nasional di Sragen.

Sedangkan Mujiyanto, selaku pelaku usaha menyampaikan pihaknya membuat formula pakan yang lebih hemat. Namun nutrisi dan proteinnya cukup membantu untuk merangsang penggemukan entok. ”Untuk bahan pakannya bermacam-macam, namun dengan formula yang tepat bisa lebih hemat 50 persen untuk pakan,” terangnya.(aza).

Tinggalkan Komentar

Komentar