Pesilat Muda Rentan Bermasalah, PSHT Gandeng DPPKBPPPA Bentuk Pusat Konseling

SRAGEN, Kabarsukowati – Selama ini tidak bisa dipungkiri banyak dari para pesilat remaja cukup bermasalah. Seperti perkelahian dan sejumlah problem lainnya. Seperti pernikahan dini dan Napza. Lantas Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Sragen mengambil langkah dengan menggandeng pemerintah untuk mengantisipasi permasalahan remaja.


Maka dibentuk Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) untuk mewadahi pendampingan konseling bagi warga PSHT Sragen. Terkait kerjasama tersebut, Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Sragen Iin Dwi Yuliarti menyampaikan sebelumnya sudah ada pembicaraan terkait langkah tersebut.

Awalnya Iin menanyakan jumlah warga PSHT dengan rentang usia 10-24 tahun. Ternyata sangat banyak yang sudah masuk warga PSHT. ”Ini adalah ruang yang sangat besar bagi remaja,” terangnya.

Dia menekankan dengan banyaknya orang maka, perlu bimbingan dan pemahaman. Terutama berkaitan dengan napza, pendidikan seksual dan pernikahan dini. ”Jadi tugas kita dari DPPKBPPPA salah satunya tentang perlindungan anak, jadi pas bagi kami untuk masuk,” terang dia.

Iin menyampaikan dalam mewujudkan PIK-R Terate ini, pihaknya juga akan mengkolaborasikan dengan duta Generasi Berencana (GenRe) kabupaten Sragen. Selain itu dengan langkah kolaborasi ini suatu saat bisa terpilih duta Genre dari masyarakat melalui PSHT. ”Sebelumnya ada 5 anggota PSHT yang mendaftar duta GenRe, tapi mewakili atas nama sekolah,” ujarnya.

Sementara Ketua PSHT Sragen Suwanto menyampaikan remaja memiliki problem kompleks. Sehingga pihaknya mempelopori PIK-R Terate yang bertugas mengedukasi terkait tidak menikah usia dini dan napza. ”Hampir 90 persen warga baru PSHT Sragen ini milenial dan remaja, kita harapkan dengan sinergi dengan DPPKBPPPA menyiapkan generasi kita menjadi generasi emas di 2045,” ujar dia.

Dia memahami remaja di Sragen, khususnya di dunia persilatan. Untuk menunjukkan identitasnya beberapa membuat komunitas, genk dan sebagainya. Tidak selalu mereka bisa terpantau dan dikontrol. Lantas dengan PIK-R ini bisa menjadi solusi awal dan akan ditularkan ke seluruh Indonesia.

Suwanto menyampaikan untuk pengurus PIK-R sejumlah 38 orang. Tersebar di 20 Kecamatan/Ranting. Mereka juga mendapatkan pembekalan dari berbagai sumber seperti BNN dan BKKBN. Kemudian di lapangan mereka akan berkolaborasi dengan Duta GenRe. ”Kita juga kerjasama dengan konsultan anti narkoba, sehingga mereka juga menjadi agen anti narkoba” jelasnya.(aza).

Tinggalkan Komentar

Komentar