Penyemprotan Serentak, Tiap Kecamatan Hanya dijatah 5 Kandang

SRAGEN, Kabarsukowati – Menghadapi wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang ternak, Pemerintah Kabupaten Sragen melakukan penyemperotan Kandang. Seluruh ternak dan kandang dilakukan petugas lapangan. Namun pada saat pelaksanaan Jumat (10/6), hanya 5 kandang yang mendapatkan jatah disinfektan.

Pelaksanaan penyemprotan serentak dilaksanakan di 20 kecamatan. Salah satunya di Kandang Sapi di Dukuh Ngawen, Desa Mojorejo, Kecamatan Karangmalang. Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati meninjau langsung ke lokasi.


Perihal penyemprotan disinfektan tersebut, sejumlah peternak berharap mendapatkan jatah diinfektan. Lantaran mereka ikut masuk pendataan, baik kandang maupun kepemilikan jumlah ternak. Namun di lokasi hanya dipilih 5 kandang setiap kecamatan.

Terkait kebijakan tersebut Kepala Dinas Peternakan dan perikanan (Disnakan) Kabupaten Sragen Rina Wijayanti menyampaikan untuk kegiatan penyemprotan, masing-masing kecamatan 5 kandang. Dengan demikian ada 100 kandang yang mendapat disinfektan. Sedangkan  kandang yang tidak masuk sampling bisa melakukan penyemprotan mandiri.

”Penyemprotan mandiri yang diprakarsai desa masing-masing. Tergantung kearifan lokal. Mau peternak sendiri, APBDes atau disinfektan sisa Covid-19 lalu ya monggo,” terangnya.

Sedangkan 100 kandang ini bantuan disinfektan dari Palang Merah Indonesia (PMI). Berupa eco enzyme mendapat 5 liter tiap kecamatan. Bisa berfungsi sebagai disinfektan yang ramah lingkungan. Karena terbuat dari buah dan sayur. Rina menuturkan belum ada bantuan dari pemerintah pusat untuk disinfektan.

Sementara Bupati menegaskan pihaknya mengecek kondisi salah satu kandang di Sragen. Seperti di Mojorejo kondisinya dengan ratusan ternak, sejauh ini semua dalam keadaan sehat. Dia menyampaikan pemilik rutin melakukan penyemprotan kandang. Selain itu pemilik kandang ketat menjaga protokol keluar masuk kandang. Karena manusia juga bisa jadi pembawa PMK.

Dengan bantuan ini dia menilai bagian dari kepedulian pemerintah daerah. Peternak sudah diberikan sosialisasi dari para penyuluh. ”Kalau kita hanya menyuruh dan tidak diberikan secara langsung, kan beda. Dengan begini peternak merasa sapi mendapat perhatian,” ujarnya.   

Yuni menyampaikan diharapkan Agustus mendatang mendapat kiriman vaksin hewan dari pemerintah pusat. Saat ini sedang didata jumlah hewan ternak di Sragen. Jumlah bantuan vaksin bergantung pada jumlah Sapi di Sragen yang saat ini tengah didata. ”Nanti kita dor to dor untuk vaksinasi,” ujarnya.

Bupati menyampaikan sementara vaksin pada sapi nanti diberikan satu kali suntikan. Dia menegaskan bisa meningkatkan imunitas pada hewan ternak.  

Sementara Peternak Sapi Sadono Nur Utomo menyampaikan sejauh ini PMK bukan masalah. Selama rutin melakukan penyemprotan sehari tiga kali. Dia menyampaikan di kandangnya tidak pernah ada PMK selama menjaga kebersihan. ”Dengan wabah ini, sapi diberi vitamin B komplex, 1 ekor diberi 5-7 butir,” terangnya.

Terkait penjualan, Sadono menyampaikan PMK tidak berpengaruh. Saat ini harga sapi antara Rp 18-33 juta. Pihaknya memiliki 104 ekor sapi, menjelang idul adha sudah terjual 50 ekor Sapi.(aza)

Tinggalkan Komentar

Komentar