Pasar Sukowati Diresmikan, Belum Ada Kepastian Boyongan


SRAGEN, Kabarsukowati – Pemerintah Kabupaten Sragen sudah meresmikan Pasar Nglangon yang kini diberi Nama Pasar Sukowati Senin (2/1). Peresmian ini sekaligus menghentikan polemik perihal pembangunan pasar tersebut yang sempat dikhawatirkan tak rampung. Saat ini Pemerintah Kabupaten Sragen mempersiapkan untuk Boyongan.

Peresmian tersebut Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyampaikan terkait boyongan harus dipersiapkan dengan matang. Karena sebelum dilakukan boyongan, akan dilaksanakan pengundian. Namun dilakukan penomoran dahulu untuk lapak los dan kios.

Soal Boyongan akan digelar kirab atau perayaan lainnya, Yuni belum bisa memastikan. ”Nanti dibicarakan dengan pedagang, mau wayangan atau apa dibicarakan dengan paguyuban,” terangnya.

Pasar yang dibangun di atas lahan seluas 24 ribu meter persegi ini merupakan aset yang harus dimanfaatkan. ”Pada saat saya menjabat, saya punya cita-cita membangun pasar yang representatif untuk warga Kabupaten Sragen,” ujarnya.

Dia menyampaikan pasar ini sekaligus menata Pasar Nglangon, Joko Tingkir dan Kios Batuar. Terkait pemberian Nama Pasar Sukowati, agar tidak menimbulkan kecemburuan jika mengambil salah satu nama dari tiga lokasi tersebut. ”Alhamdulillah dibangun pada saat Bupatinya Yuni Sukowati,” candanya saat memberi sambutan.

Soal ada yang belum sepakat, Yuni optimis pada waktunya akan setuju dengan penempatan di Pasar Sukowati ini. Pihaknya menegaskan ada pihak yang masih belum legowo hanya sebagian kecil. ”Semua ada masanya, toh ini kan untuk kebaikan. Jadi kemarin yang menempati kios juga tetap mendapatkan kios,” terangnya.

Yuni menyampaikan rencana selanjutnya, bangunan bekas pasar Nglangon dibuat sentra batik. Sedangkan lahan bekas pasar Joko Tingkir menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH). Termasuk dilakukan penataan lalu lintas.  

Mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sragen Tatag Prabawanto yang hadir dalam peresmian itu mengatakan berdirinya pasar ini diharapkan mengikis stigma negatif tentang Nglangon. Pembangunan pasar ini dimulai saat Tatag masih menjabat. ”Yang paling utama menghilangkan stigma negatif,” ujarnya.  

Dia menjelaskan untuk tanah yang dipakai oleh pedagang di kios renteng batuar adalah tanah negara. Ketika dipindahkan ke Pasar Sukowati, mereka juga mendapatkan kios, meski ukurannya menyesuaikan.(aza)

Tinggalkan Komentar

Komentar