Pasang Target Jadi Rumah Sakit Pendidikan, Posisi Direktur Tak Diminati Dokter Spesialis

SRAGEN, Kabarsukowati – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soehadi Prijonegoro Sragen menargetkan menjadi rumah sakit pendidikan. Langkah tersebut merupakan prestasi untuk pelayanan kesehatan kabupaten Sragen. Namun sayangnya sejauh ini pucuk pimpinan RSUD Soehadi Prijonegoro kurang diminati dokter spesialis.


Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menegaskan masih banyak kekurangan untuk visitasi rumah sakit pendidikan. Namun kekurangan tersebut segera dibenahi agar cita-cita menjadi rumah sakit pendidikan terwujud. ”Kami selalu berupaya untuk melengkapi persyaratan, Insyaallah teman-teman sejawat dokter memberikan dukungan,” ujarnya Senin (28/3).


Yuni menyampaikan seperti UNS sudah memiliki Rumah Sakit Pendidikan. Namun bukan berarti RSUD Sragen tidak diminati. Karena mahasiswa kedokteran jumlahnya juga banyak. ”Mahasiswa juga butuh tempat lain agar tak terjadi stagnasi, karena terus rolling,” ujarnya.


Jika RSUD Sragen bisa menjadi bagian dari Rumah Sakit Pendidikan, para dosen juga akan berkontribusi untuk RSUD Sragen. Managemen rumah sakit juga terpacu untuk memperbaiki pelayanan. Seperti meningkatkan infrastruktur rumah sakit dan memacu SDM dalam rumah sakit. ”Banyak sekali yang dirasakan manfaatnya dari rumah sakit pendidikan,” bebernya.


Yuni menyampaikan dokter juga bisa memberikan pelayanan sekaligus mendidik mahasiswa secara praktek. ”Jadi ada tenaga tambahan,” guraunya.


Dia mengakui saat ini RSUD dibutuhkan posisi direktur sembari proses untuk menjadi Rumah Sakit Pendidikan. Sehingga pemkab membuka assesment untuk para dokter mengisi jabatan tersebut. Yuni menyampaikan untuk assesment ini juga meminta ijin Komite Aparatur Sipil Negara (KASN). Namun nyatanya posisi Direktur tak diminati para dokter spesialis.


”Dokter Spesialis kurang berminat. Setelah saya tunggu hingga jumat, pukul 24.00 tidak ada yang mendaftar, tidak ada yang melengkapi berkas. Teman sejawat dokter yang ambil spesialis fokus di pelayanan. Karena keseharian juga banyak pasien, kalau memikirkan management juga, seperti toilet bocor dan sebagainya kewalahan,” bebernya.


Dia menyampaikan hingga akhir ada 5 yang mengikuti assesment dan memenuhi persyaratan administrasi. Assesment rencananya dilaksanakan pada Rabu (30/3) mendatang dengan jasa pihak ketiga. Tes wawancara nanti berdasakan papper yang mereka sajikan. ”Kalau mau jadi direktur RSUD mau program apa, disampaikan, Target Mei saat hari jadi Sragen bisa selesai,” ungkapnya.(aza)

Tinggalkan Komentar

Komentar