Panitia Seleksi Perangkat Desa Slogo, Jual Beli Jabatan Rp 300 Juta

TANON, Kabarsukowati.id - Rekruitmen perangkat desa di Desa Slogo, Kecamatan Tanon, Sragen, geger, Kamis (9/11). Pasalnya,  pengisian 3 lowongan perangkat desa ditengarai ada aroma jual beli jabatan dengan nilai transaksi mencapai Rp 300 juta. Kejanggalan itu mulai muncul dari pengisian kaur kesra yang dilulus ujian dengan ijasah SMK. Sedangkan mereka yang ijasah sarjana bahkan S2 malah gugur.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, Desa Slogo membuka lowongan  perangkat desa, diantaranya Kaur Kesra, Kasi Pelayanan dan Kaur Tata Usaha. Dari tiga lowongan ini sebanyak 29 orang mendaftarkan diri dengan ijasah mulai setingkat SLTA hingga sarjana.  Namun dari seleksi awal,  dua pendaftar mengundurkan diri. Persoalan mencuat dalam seleksi Kaur Kesra, dimana ada beberapa sarjana hingga S2 yang ikut bersaing dengan mereka yang lulusan SMK.

Anehnya dalam seleksi Kaur Kesra itu yang jadi malah lulusan SMK. Karena persoalan itu lantas muncul dugaan adanya permainan  dalam pengisian perangkat desa tersebut bahwa  dengan menyerahkan uang Rp 300 juta untuk meloloskan lowongan itu.

Sekretaris Desa Slogo Tritunggal yang juga wakil dari panitia seleksi perangkat desa ini membantah adanya permainan uang dalam pengisian perangkat itu.

"Untuk lowongan kaus kesra yang dipermasalahkan itu sama sekali tidak ada permainan uang. Murni yang jadi karena orangnya memang pandai meski lulusan SMK. Sekali lagi tidak ada permainan uang," tandas Tritunggal membantah rumor tersebut.

Kades Slogo Bintoro menjelaskan, dalam pengisian perangkat desa itu ada panitianya. Sehingga bila ada persoalan maupun adanya tudingan jual beli jabatan bahkan hingga Rp 300 juta itu silahkan  langsung ke panitia. Bahkan karena munculnya rumor itu, agenda pelantikan terpaksa belum kita jadwalkan.

"Biar persoalan jernih dulu, sehingga jadwal pelantikan belum saya tanda tangani.  Secara pasti saya tidak tahu menahu tudingan adanya permainan uang itu, karena memang sudah ada panitianya," tegas Bintoro.

Menurut Kades Bintoro, dalam seleksi perangkat desa itu pihaknya baru sebatas tanda tangan berita acara ujian saja, untuk selebihnya dirinya tidak mau gegabah.

"Saya tidak ingin isu itu membuat nama baik kades tercoreng, sehingga malah saya persilahkan untuk diusut sekalian biar terbuka dan transparan dalam seleksi perangkat desa itu," papar Kades Bintoro. (san)

Tinggalkan Komentar

Komentar

  • Uzumaki Naruto
    Sabtu, 11 November 2023
    "Masa depan tergantung pada apa yg kamu lakukan hari ini" kalimat tersebut sudah usang , lebih tepanya " Masa depan tergantung pada apa ada 300 hari ini".
  • K.H Agus Dwi
    Sabtu, 11 November 2023
    Tolong dilurusakan siapa yg berhak, jgn menzolimi orang lain
  • Deviag
    Sabtu, 11 November 2023
    Sistem birokrasi buruk, kewenangan disalahgunakan.
  • Warno
    Sabtu, 11 November 2023
    Panitia harusnya berani diaudit sih, kalau emang tidak melakukan permainan dlm bentuk apapun, masyarakat desa slogo sudah resah dengan isu yg beredar, tolong untuk pemerintah daerah bisa mengaudit sistem CAT yg dilakukan saat tes berlangsung
  • siti
    Sabtu, 11 November 2023
    kalau panitia bersih harunya siap diaudit dalam bentuk apapun
  • Anda
    Sabtu, 11 November 2023
    Harusnya membentuk TIM independent pencari fakta, kalau peserta/masyarakat harus membuktikan ya sulit karena harus ada bukti sedangkan peserta seleksi pasti mengikuti alur dari panitia, minimal ada audit dalam sistem CATnya pasti ketahuan, siapa yg bermain didalam itu
  • samaran
    Sabtu, 11 November 2023
    jual beli jabatan menjadi salah satu faktor yang memicu terjadinya tindak korupsi, karena seseorang yang menduduki jabatan dengan cara membeli maka dapat dipastikan dimasa jabatanya ia akan berusaha agar uang yang telah dikeluarkan dapat kembali🙏 jangan biarkan kejadian ini menjadi tindakan korupsi yang merugikan masyarakat nantinya
  • Sukijo
    Sabtu, 11 November 2023
    Ngerihhhhh banget ini...perlu diusut dan ditindak seadil-adilnya