PETANI GANDENG BULOG

Tanon, Kabarsukowati - Ditengah anjloknya harga jual Jagung, petani di Kabupaten Sragen terus berupaya mencari jalan keluar agar hasil panen jagung Kembali meningkat. Selain menyampaikan aduan kepada pemerintah, petani berupaya membangun jejaring dengan para mitra tani. 

Respon positif juga dilakukan oleh Badan Urusan Logistik (Bulog). Sebagai upaya pengendalian harga mereka hadir dan berdialog langsung menemui petani di Desa Jono, Kecamatan Tanon.

”Selain dialog, tadi juga sempat dilakukan uji kadar air (KA.red). Rata-rata kadar air jagung dari petani di kisaran 26 persen sampai dengan 33 persen,” ujar manager pengadaan Kancab Bulog Surakarta Muhammad Betha saat menemui petani hari ini (20/10). 

Dengan kondisi kadar air tersebut, sambung Muhammad Betha, pihak Bulog memberikan harga diangka Rp 2.900/kg. Bulog mengaku tidak berani memberikan harga lebih mengingat standar harga yang ditetapkan memang masih di bawah harapan petani. 

”Sebenarnya standar kami (Bulog) Kadar Air di angka 15 persen dengan harga beli Rp 3.150/kg,” imbuhnya.

Guna menyerap hasil panen petani jagung, Bulog juga berupaya menghubungkan dengan sejumlah mitra bulog agar hasil panen jagung bisa segera terbeli degan harga sesuai. 

Sukardi, salah satu petani jagung di Desa Jono, Kecamatan Tanon berharap harga jual jagung bisa di atas Rp 3000/kg. Dengan demikian kerugian petani tidak semakin dalam mengingat biaya operasional untuk panen juga sudah tinggi. Meski demikian, ia mengaku tetap bersyukur sebab harga yang ditawarkan Bulog Rp 100 lebih tinggi dari harga pasaran sebesar Rp 2.800/kg. 

”Kalau kurang dari Rp 3000 petani masih kalah terlalu dalam. Tapi ya Alhamdulillah disyukuri harga dari Bulog bisa Rp 2.900/kg,” bebernya. 

Sebelumnya Anggota Komisi IV DPR RI Luluk Nur Hamidah meminta Bulog agar menyelamatkan harga jagung yang anjlok di Sragen. ”Saya mendapatkan laporan terkait jatuhnya harga jagung di Kabupaten Sragen. Kejengkelan saya karena ada kebijakan impor, namun harga dalam negeri masih jatuh.” ujarnya (yok)