Muhammad Ahsan Asy'ari, Peternak Ayam Broiler Musiman Jelang Lebaran

SRAGEN, Kabarsukowati.id - Siang itu, pria berambut pendek berkacamata mengenakan baju warna kuning berada di sekitar kandang ayam di Desa Jambangan, Kecamatan Mondokan. Pria 29 tahun itu akhir – akhir ini sering mendatangi kandang yang terbuat dari besi  itu.

‘’Memang sengaja ternak itu yang panennya menjelang lebaran,’’ tutur Muhammad Ahsan Asy'ari, nama pria itu, kepada Kabarsukowati.id.

Sudah sekitar 7 tahun ini dia menggeluti usaha ternak ayam. Usaha tersebut diteruskan dirinya lantaran sebelumnya milik ayahnya Alm. Alim Suratno yang pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Sragen masa bakti 2009-2014. Ahsan sebelumnya ketika pertama kali menggantikan malah beberapa kali gagal karena salah perhitungan. Setiap kegagalan itu, dievaluasinya agar lebih hati-hati dalam menjalankan usaha yang membutuhkan kesabaran tersebut.

Setiap perjalanan adalah pendewasaan, Ahsan mengetahui penyebab beternak saat musim hujan kurang maksimal. Di antaranya, banyak ayam yang mati karena stres mendengar petir dan masuk angin karena cuaca cukup dingin. ‘’Sehingga membutuhkan biaya tambahan untuk obatnya,’’ imbuhnya.

Dia lalu memutuskan lebih memilih beternak saat peralihan musim. Alasannya, tingkat resistensi penyakitnya cukup kecil. Selain itu, harga saat menjelang lebaran juga meningkat dibandingkan hari biasa.

Untuk hari biasa, harga ayam Rp 16 ribu per kilogram (kg) hingga Rp 18 ribu per kg. Saat mendekati lebaran, harganya bisa menembus Rp 27 ribu per kg. 

Menjelang lebaran tahun ini, dia juga bakal memanen.‘’Seperti saat ini ada 27 ribu ekor,’’ ujarnya.

Ayam yang diternak itu usianya 15 hari hingga 20 hari. Ayam tersebut dapat dipanen saat berumur 35 hari. Saat menjelang lebaran nanti, Nuryanto memrediksi akan mengalami panen raya yang harganya lebih tinggi.

Bagi Ahsan, merawat ayam itu harus tenang dan fokus. Kondisi psikis dinilainya sangat memengaruhi kesehatan ternak. Selain itu, kebutuhan pakan dan minum ayam tak boleh telat. Sebelum mengisi bibit ayam, peternak harus memiliki tandon pakan.

Jika telat makan, maka dipastikan pertumbuhan ayam akan terganggu dan saat usia 35 hari tidak bisa dipanen. Peternak akan membutuhkan tambahan waktu yang sekaligus menambah biaya produksi tenaga kerja.

Sampai saat ini, tak ada standar harga pasti tentang daging ayam di Lamongan.  Kondisi itu yang selama ini menjadi kelemahan peternak. Jika harga daging ayam murah, maka peternak akan merugi karena biaya produksinya lebih besar. Meskipun, kotoran dan limbah dari ayam ini bisa dijual untuk pupuk organik. (san)

Tinggalkan Komentar

Komentar