Menjadi Penyangga Pangan Nasional; KTNA Sragen Angkat Isu Subsidi Pupuk

SRAGEN-KTNA Sragen pada tahun 2023 ini sudah kali keempat laksanakan The Exporience. Acara ini dilaksanakan untuk mencari solusi dari hulu ke hilir. Berberapa persolan serius seperti harga yang tidak stabil dan subsidi pupuk dari pemerintah yang terus menurun menjadi isu utama.

Ratno selaku ketua KTNA mengungkapkan bahwa Kabupaten Sragen menjadi lumbung padi terbesar ke 3 di Jawa Tengah dan nomor 12 ditingkatan Nasional pada tahun 2023, hal ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.

Tetapi, harga dan subsidi pupuk malah terus turun dari tahun ketahun. Sejumlah pemangku kebijakan dihadirkan, untuk mendengar keluh kesah petani di Kabupaten Sragen. Selain itu, Ekspo pertanian ini bukan untuk mencari keuntungan. Melainkan untuk mengetahui wujud keberpihakan pemerintah kepada petani.

Begitu halnya dalam rangka pengawasan dan distribusi pupuk, KTNA Sragen juga memberikan usulan untuk meninjau kembali SK Kementan No. 142/KPTS/OT-050/2/2016, dengan memasukkan KTNA sebagai Anggota Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida disemua tingkatan. Baik Nasional, Provinsi, Daerah dan Kecamata.

Ekspo ini sebenarnya untuk membangun komunikasi yang baik antara petani dengan petani, petani dengan stakeholders, dan stakeholders dengan pemerintah. Yang penting bagi kami arah kebijakan pertanian nasional itu bisa dilahirkan dari Sragen, seperti kebijakan berkaitan dengan pupuk dan harga pangan.

Dia menyebut akan hadir pula perwakilan Perum Bulog, Pupuk Indonesia, Syngenta, instansi dalam lingkup agro, seperti Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Sragen, Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumindag) Sragen, dan Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Sragen, dan DPR RI.

Semoga dengan banyaknya stakeholders yang dihadirkan pada acara ini, bisa menyerap dan menindaklajuti arah kebijakan yang berpihak kepada petani. Sampai hari ini petani masih menderita karena harga dan pupuk.

Kedekatan antara petani dan pemangku kebijakan menjadi sangat penting dalam menyelesaikan persolan yang ada dilapangan, seperti ketersediaan lahan yang besar untuk mencapai target dan hasil yang memuaskan. Kalua itu dilihat dari sekala ekonomi, semakin besar lahan maka semakin besar pula pendapatanya. Sedangkan rata-rata lahan petani hanya 1.000 M sampai 2.000M per orang, tetunya dengan berkelompok pendapatan ekonomi semakin bertambah. Imbuh Supriyanto Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah.

Selain itu Supriyanto juga mengatakan bahwa acara KTNA kali ini sangat bangus, karena ini menjadi titik awal kemandirian petani kususnya di Kabupaten Sragen. Kendala hari harus merubah cara fikir, yang mulanya hanya untuk makan (ditampung dalam gudang alias sentong) maka dirubah orientasinya menjadi bisnis. 

Tinggalkan Komentar

Komentar