Korban Keracunan Capai 280 Orang

SRAGEN. Kabarsukowati. -- Jumlah korban terdampak keracunan nasi punjungan hajatan terus bertambah. Saat ini tercatat mencapai 280 orang pasien. Lantas 11 diantaranya opname di Puskesmas dan rumah sakit. 

Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen mengambil langkah membentuk posko aduan terkait situasi tersebut. Sehingga diharapkan bisa dilalukan penanganan dengan cepat jika ada keluhan dari warga. 

Terkait situasi jumlah korban keracunan, Sekretaris PSC 119 Sukowati Sragen dokter Nengah Adnyana Oka Manuaba menyampaikan kabar terbaru pasien dugaan keracunan Total mencapai 280 pasien. 

Rincian pasien yang opname sejumlah 11orang. Pasien dirawat di  Puskesmas Sambirejo sejumlah 10 pasien Salah satunya rencana akan dirujuk ke Rumah Sakit. Selain itu ada 1 pasien dirawat RS Sarilla Husada. 

Sisanya pasien  menjalani rawat jalan. Saat ini pasien rawat jalan yang melapor di posko sejumlah 261 orang. Selanjutnya pasien rawat jalan Puskesmas 4 orang. Lainnya pasien yang berobat di jejaring layanan kesehatan lainnya ada 4 orang.

"Untuk kunjungan rawat jalan di posko dan puskesmas akan diupdate terus. Kemudian asien rawat inap saat ini posisi di puskesmas 10 dan sudah di RSU 1 pasien," terangnya. 

Dia menuturkan situasi ini merupakan kejadian luar biasa. Pihaknya menjelaskan bidan desa setempat menerima pasien Jumat, (28/4) sekitar 17.30. Pasien datang dengan keluhan mual dan muntah, disertai diare.  Gejala  tersebut setelah mengonsumsi daging dari Punjungan. Semakin lama pasien yang datang ke tempat Bidan Desa semakin bertambah.

Sementara Kepala DKK Sragen dr. Udayanti Proborini menyampaikan pihaknya membuat Posko pengobatan yang didirikan di rumah Bidan Desa setempat. Posko dibuka sampai tidak ada keluhan warga yang mual, muntah, dan diare.

Menurutnya pasien sudah berangsur membaik. Termasuk pasien rawat inap juga sudah membaik. "Masyarakat yang masih ada keluhan bisa datang ke posko untuk diperiksa dan diberi obat,” ujarnya.

Selain membuka posko, DKK Sragen juga sudah mengambil sampel air dan makanan yang diterima warga. Sampel yang diambil berupa nasi, daging, dan sayur kentang. Kemudian sampel itu langsung dikirim ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) di Semarang.(aza).

Tinggalkan Komentar

Komentar