Kemenparekraf Bangun Poltekpar di Sragen, Pemkab Hibahkan Lahan

SRAGEN, Kabarsukowati – Pemerintah Kabupaten Sragen menghibahkan lahan pada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk pembangunan Politeknik Pariwisata (Poltekpar). Meski industri pariwisata di Sragen kurang menonjol, namun dengan Poltekpar ini diharapkan bisa membangkitkan sektor tersebut.

Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen Tatag Prabawanto menyampaikan alasan Poltekpar dibangun di Sragen karena Pemkab mengambil peluang tersebut. Dia menjelaskan Sebelumnya ada program pengembangan poltekpar dari Kemenparekraf. ”Ketika itu ditawarkan di Solo raya nggak ada yang ambil. Sehingga Pemerintah Kabupaten Sragen berinisiasi ya udah di ambil, jadi berani menyediakan lahan sekitar 20 hektare,” terangnya Selasa (17/5).

Dia menjelaskan lokasi lahan berada di kelurahan Kwangen, Kecamatan Gemolong. Bupati menginisiasi ditaruh di Gemolong dengan luasan dihibahkan ke kemenparekraf. Sedangkan pembangunannya membutuhkan anggaran Rp 400 miliar.

”Tapi Kami juga mengajukan syarat, dalam tempo 3 tahun, poltekpar itu harus sudah terbangun di Gemolong, sehingga paling tidak Gemolong menjadi kota ke dua di Sragen dan semakin bisa berkembang,” ujar Tatag.

Sekretaris Daerah tersebut juga menegaskan lahan 20 hektare itu murni milik pemerintah Kabupaten Sragen. Dengan jangka waktu 3 tahun, sarana dan prasarana dan lembaga pendidikan itu harus siap operasional menerima mahasiswa. Dia menilai untuk lokasi di Gemolong dan sekitarnya sudah ada banyak penunjang sepeti sekolah SMA/SMK.  

Dia menilai dengan Poltekpar ini bisa menampung minat anak-anak Sragen ke arah industri Pariwisata. “Paling tidak nanti minat anak anak di Sragen melihat kedepan industri jasa. Apa lagi kita sudah memiliki kawasan setrategis nasional, ada Gunung Kemukus, Kedung Ombo, Sangiran,” bebernya.

Kehadiran Poltekpar diharapakan jadi triger untuk industri pariwisata kedepan. Instansi pendidikan ini menjadi sarana untuk mengembangkan pariwisata Sragen. Meskipun ia mengakui masyarakat masih cenderung ke Karanganyar dengan keungulan Gunung Lawu, atau Solo sebagai kota budaya kota jasa untuk berwisata. ”Harapannya ini ada poltekpar ini orang orang Solo belajar ke Sragen, lantas nanti tinggal bagaimana melakukan koneksi jaringan pariwisata antar wilayah,” ujarnya.

Tatag menjelaskan berdirinya poltekpar ini tidak menyalahi Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RT/RW). Karena termasuk kawasan pemukiman meski sebelumnya berupa persawahan. Berdirinya Poltekpar termasuk fasilitas umum (fasum), penunjang kawasan pemukiman.

Sementara Menparekraf Sandiaga Salahudin Uno yang hadir di Sragen bersyukur Pemerintah Kabupaten Sragen menghibahkan tanah seluas lebih dari 20 hektare pada kemeparekraf. Dia berharap pembangunan kampus Politeknik Negeri di Jawa Tengah ini agar bisa terlaksana.

”Apresiasi kepada Ibu Bupati, karena ternyata gercap sekali, gerak cepat dan geber gerak bersama dan gas pol garap semua potensi untuk lapangan kerja di kabupaten Sragen,” ujarnya.

Sandiaga menjelaskan untuk peningkatan SDM, kementerian memperluas 6 perguruan tinggi pariwisata atau Poltekpar. Saat ini sudah ada Poltekpar Bandung, Poltekpar Bali, Poltekpar makasar, medan, lombok dan palembang. Sebentar lagi akan hadir Poltekpar Manado dan Poltekpar Sragen.

”Kita melihat pariwisata sudah mulai bangkit. Semua penuh sudah melihat geliat ekonomi kreatif menjadi lokomotif, banyak home stay sekarang dibangun tapi SDM masih kurang. Jadi atas arahan mitra kami di komisi X DPR RI. SDM ini harus dikembangkan,” tandasnya. (Aza)

Tinggalkan Komentar

Komentar