Kelas Balita Stunting : Inovasi Puskesmas Tanon 1 Cegah dan Tangani Stunting

Tanon, Kabarsukowati – Kejadian stunting pada balita merupakan masalah kesehatan utama kesehatan yang perlu dicegah dan diatasi, dan merupakan program prioritas nasional. Kejadian stunting dipengaruhi oleh Seribu Hari Pertama Kehidupan yang dikenal dengan 1000 HPK mulai dari hamil, menyusui dan balita termasuk kurangnya pengetahuan ibu tentang Pemberian Makan Pada Bayi Dan Anak (PMBA). Selain itu juga di pengaruhi oleh asupan gizi seimbang dan pola makan yang tidak sesuai pada remaja putri.

Untuk mencegah terjadinya stunting pada balita maka Puskesmas Tanon 1 membuat inovasi yang dikemas dalam bentuk “Kebanting” yang merupakan kependekan dari Kelas Balita stunting. Dalam inovasi tersebut bukan hanya edukasi saja namun juga diberikan ruang bebas untuk kreatifitas ibu dalam pengolahan pemberian makanan pada anak diwilayah puskesmas Tanon 1.

Munculya inovasi  kelas balita stunting dilatar belakangi akibat banyaknya angka stunting di wilayah Puskesmas Tanon 1. Pada tahun 2021 desa Gabugan masuk dalam lokasi khusus (lokus) stunting, selanjutnya 2022 ditambah desa Gawan yang juga mejadi lokus stunting.

Pemegang progam Gizi Puskesmas Tanon 1, Titis Pratiwi Laerenty, S.Gz menyampaikan beberapa dampak akibat dari stunting diantaranya terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak. 


”apabila anak terkena stunting maka kecerdasan otak, konsentrasi dan produktifitas anak akan menurun, oleh karenanya perlu sebagai petugas gizi beserta tim Puskesmas memperhatian dan mencegah stunting,” imbunnya.

Kegiatan kebanting yang dilaksanakan di Puskesmas Tanon 1 diawali dengan pengkajian data screening balita stunting, agar menegetahui faktor dan akibat balita stunting, kemudian dilakukan sosialisasi stunting dan sosialisasi pemberian makanan bayi dan anak, 

”Dalam enam bulan sekali kita melakukan monitoring dengan pencatatan buku monitoring pemantauan kebanting. Sekaligus dalam enam bulan tersebut balita stunting diberikan makanan tambahan untuk memperbaiki bayi dan anak yang terkena stunting,” ujar pemegang progam Gizi saat didatangi di Puskesmas Tanon 1.

Sementara itu Kepala puskesmas tanon 1 dr. Pariyanti menambahkan kelas balita stunting diwujudkan karena terdapat 115 balita stunting di delapan desa wilayah Puksesmas Tanon 1.

”Dengan adanya kebanting jumlah angka balita stunting dapat menurun. Pada dasarnya  stunting dimulai interfensi sejak dalam kandungan, oleh karenanya petugas kesehatan kesehatan mengawal sejak dini saat bayi masih dalam kandungan oleh karenanya sejak awal pencegahan stunting kita laksanakan,” imbunnya.

Kepala Puskesmas Tanon 1 itu juga menambahkan jika  dengan inovasi kebanting diharapkan angka stunting dapat menurun dan masa depan anak-anak balita dan yang akan lahir di masa depan tidak terpengaruh oleh stunting.

”Melihat bahayanya stunting maka Puskesmas Tanon 1 akan memperluas kelas balita stunting di seluruh wilayah Desa binaan  Puskesmas Tanon 1, dan inovasi kebanting dapat ditiru dan diaplikasikan di wilayah Puskesamas lainnya agar Kabupaten Sragen dapat bebas dari stunting,” tuturnya.

Penanganan stunting di kabupaten Sragen menjadi program serius. Hal itu juga diungkapkan Bupati Sragen dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati saat membuka secara resmi program "Isi Piringku" yang dilaksanakan secara virtual dari Aula Sukowati Setda Sragen beberapa waktu lalu.

Dalam sambutanya, Bupati Sragen, dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati, mengatakan berdasarkan Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) di Kabupaten Sragen pada tahun 2019 angka stunting mencapai 32,4% dan tahun 2021 menduduki rangking 8 besar dalam penurunan stunting menjadi 18,8%.

"Mudah - mudahan kita tambah semangat, pokoknya target stunting di Kabupaten Sragen sesuai instruksi Bapak Presiden Joko Widodo pada tahun 2024 harus sudah diangka 14%. Jadi, kalau kita bersemangat, gotong royong, bareng - bareng, InsyaAllah target itu bisa kita penuhi bersama," harap Bupati.

Dengan adanya dukungan penuh dari Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen tersebut Puskesmas Tanon 1 semakin semangat dalam pencegahan dan penurunan angka stunting di wilayah binaanya. (yus)




Tinggalkan Komentar

Komentar