Jejak dan Sejarah Joko Tingkir di Kompleks Masjid Butuh
- Ditulis oleh Edi Susanto --
- Minggu, 17 Maret 2024 --
SRAGEN, Kabarsukowati – Pada bulan Ramadhan saat ini tak ada salahnya bila ingin menyempatkan untuk petualangan di tempat religius bersejarah. Lantas di Sragen ada Masjid dan Makam Joko Tingkir, seorang raja yang punya jasa besar dalam penyebaran Islam di Tanah Jawa. Saat ini makam tokoh besar yang juga dijuluki Sultan Hadiwijaya tersebut semakin menarik hati para peziarah.
Kompleks Masjid Butuh yang berada di Desa Gedongan, Kecamatan Plupuh ini memang sudah cukup tertata rapi. Hanya saja akses jalan kurang luas jika hendak dilalui kendaraan besar. Meski demikian peziarah dari berbagai penjuru negeri selalu datang dan singgah.
Bahkan pada bulan Ramadhan ini, juga banyak diziarahi para anggota TNI. Karena kebetulan desa Gedongan sebagai lokasi digelar kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD). Tentu sebagai rasa hormat pada jasa Joko Tingkir, para tentara selepas tugas juga berziarah dan beribadah di kompleks Masjid Butuh.
Kompleks Masjid Butuh, Desa Gedongan, Kecamatan Plupuh ini terawat dengan baik dan wangi. Tidak hanya satu makam saja, namun dengan sejumlah makam tokoh besar lainnya seperti Ki Ageng Kebo Kenongo dan Kanjeng Pangeran Benowo.
Warga sekitar menyampaikan peziarah cukup banyak ketika sore atau malam hari. Terutama pada malam jumat legi banyak yang mendoakan Joko Tingkir. Bahkan mereka yang datang pada umumnya rombongan dari berbagai kota.
Kepala Desa (Kades) Gedongan Maryanto menyampaikan saat ini Masjid Butuh dan kompleks makam sebagai salah satu tempat wisata Religi. Dia menjelaskan ada makam Joko Tingkir dan ayahnya Ki Ageng Butuh yang disemayamkan di lokasi tersebut.
”Semoga ke depan pariwisata yang ada di tempat kami semakin berkembang, Semakin memajukan ekonomi dengan mendorong UMKM yang ada di desa kami,” bebernya.
Pihaknya menjelaskan hampir setiap hari ada peziarah yang berkunjung ke makam Ki ageng Butuh. Apalagi pada Akhir pekan Jumat, Sabtu, Minggu. ”Pada hari biasa, sehari puluhan orang, kalau akhir pekan bisa lebih dari 100 orang yang berziarah,” ujarnya.
Dia menyampaikan banyak yang mendoakan tokoh yang banyak berperan dalam perkembangan sejarah kerajaan Islam di pulau jawa tersebut. Dia menyampaikan semalam bisa ratusan yang datang. ”Bisa di cek lewat buku hadir bagi peziarah,” terangnya.
Dia menyampaikan tidak jarang rombongan yang hadir dari berbagai kota. Seperti daerah jawa Timur maupun daerah pantura. Pada umumnya malam jumat, tapi akhir pekan seperti Sabtu dan Minggu juga dikunjungi. Selain itu Bupati Sragen selalu berziarah ketika jelang HUT Kabupaten Sragen.
Dia menyampaikan selain Makam Sultan Hadiwijaya, di kompleks tersebut juga disemayamkan makam Ki Ageng Butuh dan keturunannya. Makam ini lantas dibuatkan pagar bangunan oleh Pakubuwana X Kasunanan Surakarta sekitar tahun 1930.
”Beliau raja yang mengayomi masyarakat selama pemerintahannya, Masjid butuh salah satu ikon Sragen yang bisa dikembangkan,” jelasnya.(aza).
Komentar
Winston
Minggu, 17 Maret 2024Tony
Senin, 22 April 2024Clara Oh
Senin, 25 Maret 2024