Hardiknas, Gaji Guru dan Fasilitas Sekolah Jadi Catatan

SRAGEN. Kabarsukowati – Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) menjadi tonggak untuk perbaikan sistem pendidikan saat ini. Namun tetap ada sejumlah kekurangan yang perlu diperbaiki. Seperti Gaji guru dan Fasilitas Sekolah.

Ketua Komisi IV DPRD Sragen yang membidangi Pendidikan, Sugiyamto menyampaikan soal perbaikan sistem pendidikan, harus perhatikan kualitas para guru. Jadi memastikan standar gaji para Guru. ”Jadi Guru itu sekolahnya S1 dan S2, jadi semestinya mendapatkan gaji diatas UMK, paling tidak standar PPPK,” ujarnya.

Pendapatan mereka berdampak pada kinerja saat mengajar. Ketika gaji dirasa cukup untuk biaya hidup, kinerja mereka akan baik dalam mencerdaskan murid-muridnya. Namun jika gajinya kecil atau dibawah UMK, berefek pada mendidik. ”Tidak bisa mengajar kalau, kantongnya kosong, pikirannya menghidupi keluarganya, maka tidak maksimal,” tuturnya.

Lantas Dasar meningkatkan pendidikan yakni fasilitas termasuk didalamnya bangunan sekolah. Kemudian masuk pada tata cara pengelolaan pendidikan untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan. ”Kalau gaji dan fasilitas pendidikan terpenuhi, program apapun akan masuk,” bebernya.

Sugiyamto sendiri menegaskan di Sragen masih sangat kurang. Untuk Sekolah SMA/SMK sudah UMK sesuai ketentuan Provinsi. Sedangkan untuk SD dan SMP masih sangat jauh. Banyak diantara guru penghasilannya masih dibawah pekerja lain. ”Kalau pondasi sudah kuat, untuk kemajuan pendidikan lebih mudah. Pakai program dan ide apapun akan dikejar,” tandasnya.

Selama ini DPRD Sragen selalu sengit dalam pembahasan anggaran pendidikan. Pihaknya terus menuntut agar para Guru Sragen menerima diatas UMK. Selama ini mereka hanya menerima Rp 1 juta. Dari UMK Sragen sekitar Rp 2 juta.

Sugiyamto menyampaikan jika UMK, diperkirakan kebutuhan Rp 68 Miliar. Namun ada musibah Covid-19, sehingga penataan menjadi kacau. Lantas saat ini kebijakan pusat saat ini yang membebankan gaji PPPK ke Pemerintah Daerah juga semakin memperberat situasi.   

Karena Gaji PPPK dari DAU yang semestinya diperuntukkan untuk banyak program menjadi cukup memberatkan. Belum lagi yang diluar PPPK yang dibebankan daerah Rp 1 juta per guru. Selain itu masih banyak sekolah negeri yang kalah kualitas dibanding sekolah swasta.

Sementara Kepala Sekolah SMK Citra Medika Sragen Nano Priyatno dalam peringatan Hardiknas 2023 ini menyampaikan harapan dengan Tagline Merdeka belajar dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Guru dan siswa bisa belajar dimanapun, tidak terbentur suasana dalam kelas.

”Dengan platform merdeka belajar, anak bisa mengembangkan potensi, dan beragam aplikasi. Anak bisa mengembangkan ilmunya tidak hanya di sekolah, namun juga di rumah,” ujarnya.

Lantas pihaknya tidak ada kritikan dengan program Merdeka Belajar. Namun para guru dan siswa harus tetap optimis dalam menjalankan program merdeka belajar. Kemudian dia menyampaikan pada Hardiknas ini juga menggelar donor darah.

Langkah tersebut bagian dari pembelajaran. Mengingat para siswa belajar di sekolah kesehatan. Selain itu juga menanamkan pendidikan karakter seperti ikhlas memberi, berkorban dan sebagainya.(aza).

Tinggalkan Komentar

Komentar