Gunakan E-Money, Antisipasi Peredaran Uang dalam Lapas


SRAGEN – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas 2A Sragen semakin ketat dengan menerapkan kebijakan program Bebas Peredaran Uang (PBU). Pihak lapas menggandeng perbankan untuk mengantisipasi dan optimalisasi PBU dalam lapas.

Lantas langkah tersebut dituangkan dalam MoU dengan BRI cabang Sragen untuk penyediaan Brizzi. Pihak lapas mengakui selama ini kurang optimal karena dari 500 penghuni lapas, hanya 60 warga binaan yang menggunakan uang dalam bentuk kartu tersebut.

Data yang dihimpun, saat ini jumlah penghuni Lapas Sragen mencapai 513 orang. Jumlah tahanan sebanyak 64 orang dan narapidana 449 orang.

Kalapas Sragen Tunggul Buwono menyampaikan PBU sudah lama dilaksanakan. Namun tidak memungkiri selama ini belum optimal. ”Kami membuka lembaran baru, sudah dilaksanakan tapi optimalisasi dan konsistensi belum sesuai harapan. Jadi kita berbenah dan menggandeng BRI,” ujar dia Senin (30/10).

Lantas saat ini uang tunai tidak bisa beredar. Sehingga keluarga yang berkunjung dilarang memberikan uang tunai. Hanya boleh dalam bentuk kartu. Sehingga kartu tersebut digunakan untuk transaksi di dalam lapas. ”Sehingga tidak ada uang tunai yang beredar di lapas. Di lapas sudah tersedia mesin EDC, hanya saja perlu lebih optimal,” ujar dia.

Dia menjelaskan sebagian warga binaan hanya menitip pada tahanan atau narapidana lain yang membawa kartu E – Money ini. ”Selama ini bayar minta bantuan dari teman, kemudian saat kunjungan keluarga yang mengganti. Hal ini bisa menimbulkan kerawanan juga,” bebernya.

Sementara Pimpinan Cabang BRI Sragen Wawan Indarno menyampaikan pihaknya siap mendukung. Dia menyampaikan Brizzi sebagai E –Money dari BRI memiliki persediaan yang cukup. ”Kerjasama sudah lama, kita akan dorong untuk optimalisasi,” ujar dia.

Dia menyampaikan untuk nilai dalam kartu maksimal yang diijinkan di lapas yakni Rp 1 juta. Dengan kerjasama ini diharapkan penggunaan bisa lebih optimal.

Sementara Kasi Pembinaan dan Pendidikan Lapas Sragen David Saptoaji Putra menyampaikan di dalam lapas Sragen para warga binaan juga berkarya dan berproduksi berbagai hal. Lantas ke depan mereka juga akan mendapatkan upah atas keringat dan karya mereka yang terjual lewat E –Money.

”Bagi warga binaan yang punya karya dan menghasilkan, upah mereka kedepan juga dilewatkan dalam kartu. Sehingga tidak ada uang cash. Demikian juga tidak ada petugas yang curi-curi kesempatan karena tidak ada uang cash,” terangnya. (Aza) 

Tinggalkan Komentar

Komentar