Dikonsep Berbeda, Kirab di Gunung Kemukus Hadirkan 8000 Pengunjung

SRAGEN, Kabarsukowati. – Peringatan 1 Suro di Makam Pangeran Samudro berlangsung sedikit berbeda setelah pemugaran kawasan tersebut. Lantaran pemerintah Kabupaten Sragen menambah inovasi dengan sentuhan festival untuk meningkatkan kunjungan wisata.


Pengelola Gunung Kemukus, Suparno menjelaskan prosesi ritual larap selambu sama. Hanya saja ada pembagian kirab dibagi menjadi sisi kanan dan kiri mengikuti rute yang baru. Kemudian terkait tingkat kunjungan meningkat. ”Kunjungan perkiraan hari ini dan kemarin dihadiri sekitar 8000 pengunjung,” terang Suparno.

Suparno menyampaikan antusiasme juga datang dari peziarah luar kota. Prosesi kirab baru diadakan setelah terhenti 3 tahun lalu. Sebelumnya hanya ritual pencucian selambu selama massa pandemi.

Dalam kesempatan itu, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyampaikan pernah berkomunikasi dengan Badan Otoritas Borobudur (BOB) untuk gunung kemukus menjadi kalender rutin wajib dikunjungi di Jateng. Sehingga harus punya sebuah acara yang terjadwal dan dengan konsep jelas. Dengan demikian bisa masuk kalender pariwisata Jateng. 

”Baru tahun ini kami perintahkan Disparpora untuk mengemas ritual larap selambu yang tiap tahun diadakan. Tahun ini beda, kita betul betul menyiapkan lebih detail mengerahkan ASN bisa Hadir agar bisa memberikan informasi pada publik,” terang Yuni Rabu (19/7).

harapan ini akan jadi kegiatan rutin yang spesifik meningkatkan kunjungan wisatawan dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Selain itu pihaknya menambahkan festival Hadrah untuk tingkat kabupaten. ”Kami terus berfikir tahun depan ditambah acara yang menarik wisatawan. Misal jika tidak pas kemarau seperti ini air WKO tinggi kita bisa mengadakan festival perahu sehingga kemeriahan akan teragenda,” ujar Yuni.

Sebelumnya pemerintah Kabupaten Sragen meminta 4 kegiatan yang belum terlaksana pada DPR RI saat kunjungan ke Gunung Kemukus. Karena Pandemi, ada kegiatan yang belum terlaksana seperti pembuatan gerbang dari desa Soko, Kemudian Ruang Terbuka Hijau dan Parkir, menara pandang dan pengelolaan sampah TPS 3R.

Sementara Ketua DPRD Sragen Suparno menyampaikan ritual ini bagian dari prosesi budaya. Dia menyampaikan prosesi semacam ini tidak boleh dihilangkan dan harus dilestarikan. ”Antusias warga luar biasa, tahun ini lebih meriah, sekaligus lebih tertib. Tahun depan yang kurang diperbaiki,” ujarnya.

Dia menyampaikan makam pangeran Samudra dan Gunung Kemukus adalah aset wisata di Sragen yang harus dirawat. Selain itu budaya yang tiap tahun digelar ini merupakan warisan nenek moyang.(edi).

Tinggalkan Komentar

Komentar