Dewan Soroti Sejumlah SMP Negeri Kuota Tak Penuh

SRAGEN, Kabarsukowati – Sejumlah 25 sekolah tingkat SMP Negeri dari 49 Sekolah tidak memenuhi kuota Siswa baru. Kondisi ini tidak lepas dari sorotan dari Komisi IV DPRD Sragen. Kebijakan zonasi juga berpengaruh pada tidak diminatinya SMP Negeri, terutama di pedesaan.

Ketua Komisi IV DPRD Sragen Sugiyamto menyampaikan kendala Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) selama bertahun-tahun sudah dipahami para guru. Dia menyampaikan kelemahan PPDB yakni dalam jangka waktu tertentu, orang tua murid sudah menitipkan anaknya mendekat di sekolah yang diinginkan.

”Misalnya anak yang sekolahnya di Des mau naik SMP, sejak kelas 4 sudah dititipkan KK-nya di kerabat yang dekat sekolah SMP favorit yang dituju,” ujarnya Selasa (11/7)   

Pihaknya memperkirakan 80 persen yang diterima di sekolah favorit adalah yang sudah mempersiapkan sistem zonasi ini sejak dini. Sehingga yang harus masuk zonasi, kalah dengan yang lebih dekat. ”Harusnya Zonasi harus segera diganti sistem yang lain. Nggak bisa dihitung teknis murid SD sekian dan harus sekolah di sini. KKnya sudah pindah diakali dengan radius yang lebih dekat,” ujarnya.

Lantas sekolah yang kekurangan kuota, kebanyakan di daerah pinggiran Sragen juga akibat dari kebijakan Zonasi. Karena orang tua sudah mensiasati dengan pindah KK mendekati kota. ”Sekolah pinggiran cari murid nggak bisa lha mereka sudah pindah di Kota kok. Ya jelas sulit sekolah pinggiran cari murid di kota. Sedangkan yang tinggal di kota justru terisih,kondisinya terjadi seperti itu,” bebernya.

Jika regulasi tidak dirubah dan pembuat kebijakan di pusat tutup mata, sekolah dipinggirkan akan makin ditinggalkan. Karena dengan mengakali aturan seperti ini, merasa mudah untuk menuju sekolah yang dianggap favorit.  

Sementara Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sragen Sukisno menepis anggapan sekolah pinggiran tidak diminati. Namun dia menegaskan SMP Negeri kurang kuota karena jumlah lulusan SD juga berkurang. ”Bukan nggak diminati, tapi lulusan SD sekarang jumlahnya berkurang,” terangnya.

Dia menyampaikan tidak semua peserta didik baru berbondong-bondong pergi ke Sekolah Swasta. Sukisno mengakui ada SMP Swasta yang kuotanya penuh sejak sebelum PPDB di buka. Namun ada juga yang kurang diminati. ”Kalau swasta unggulan ada yang sejak awal penuh, tidak ikut PPDB online, Tapi ada yang kurang dan minim murid,” ujarnya.

Lantas terpantau di website resmi PPDB Sragen, tidak hanya sekolah pinggiran saja yang kurang murid. SMP Negeri 3 Sragen yang berada di Kecamatan Sragen masuk sekolah yang tidak memenuhi kuota.(Aza)

Tinggalkan Komentar

Komentar