Dampak Kemarau, Sawah 3 Hektar di Sambi Gagal Panen


SRAGEN – Sawah seluas 3 hektar yang ditanami padi di Desa Sambi, Kecamatan Sambirejo gagal panen. Situasi ini merupakan dampak kemarau panjang pada tahun ini. Petani cukup merugi dan gagal memprediksi lantaran musim kemarau lebih lama daripada tahun sebelumnya.

Ketua Gabungan Gapoktan Desa Sambi, Parno sawah yang gagal panen didugas mencapai 3 hektar. Meskipun lokasinya terpisah, namun masih dalam wilayah desa Sambi. ”Para petani tidak mengira jika tahun ini terjadi musim kemarau panjang. Karena tahun lalu, pada Bulan September sudah mulai turun hujan,” ujarnya.

Dia menyampaikan petani kesulitan untuk mengairi sawah. Sawah sekitar Desa Sambi sudah tidak teraliri air sejak umur padi 30 hari setelah ditanam. Kondisi kekurangan air ini berakibat gagalnya panen. ”Petani yang nekat tanam padi banyak yang kecewa. Karena Pengalaman tahun lalu itu murah air, ada hujan,” bebernya.  

Pihaknya menerangkan sawah-sawah di Desa Sambi hanya mengandalkan air irigasi dari Waduk Gebyar. Sedangkan kondisi Waduk Gebyar juga sudah mulai mengering. Situasi ini mengakibatkan tidak ada pasokan air yang cukup untuk pertanian.

Bahkan sejak mulai kekeringan, 7 sumur dalam yang ada di area persawahan tidak dapat berfungsi maksimal. Karena air tanah tidak cukup untuk kebutuhan sawah. ”Airnya Waduk Gebyar sudah habis, sumur juga tidak mencukupi, air sumur itu hanya mengairi sekitarnya dengan jangkauan terbatas,” terangnya.

Karena gagal panen  petani di Sambi mengalami kerugian cukup besar. Menurutnya biaya pengolahan tanah hingga tanam sekitar Rp 7 juta per hektar tak kembali. Belum termasuk biaya benih dan pupuk yang per hektar bisa menghabiskan anggaran sekitar Rp 12 juta.

Selain itu, petani Sambi yang cukup waspada memilih tidak tanam pada kemarau ini. Sekitar 35 hektare lahan sawah tidak ditanami apapun. Sedangkan yang ditanami padi ada 60 hektar. Kemudian ada yang memilih menanam komoditas lain.

Sementara Kepala Desa (Kades) Sambi, Kresna Widya Permana sudah memberi masukan pada petani agar sawah saat kemarau ini ditanami tanaman palawija. Namun ada petani yang masih mempertimbangkan tanam padi.

Pihak desa juga sudah membangun sumur dalam. Tetapi sumur yang ada belum mencukupi kebutuhan air untuk kegiatan pertanian di desanya. ”Selama saya menjabat memang baru kali ini, karena ada fenomena El-Nino, jadi kemarau cukup panjang,” ujarnya.(aza) 

Tinggalkan Komentar

Komentar

  • Intan claudia marista
    Senin, 02 Oktober 2023
    Seharusnnya perangkat desa sambi ikut turun tangan mengatasi gagal panen. Atau membantu membuattkan sumur bor buat pengairan di sawah .