Bawaslu Sragen Habis Nyemprit Langsung Minta Maaf ke Gerindra

SRAGEN, Kabarsukowati – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Sragen memberi peringatan keras kegiatan Pedagang Pejuang Indonesia Raya (Papera) saat mengunjungi pasar tradisional Kamis (24/8). Namun setelah itu, Bawaslu menyampaikan permohonan maaf ke Sayap Partai Gerindra tersebut.

Kegiatan bermula saat Papera berkunjung di pasar Sragen. Lantas Bawaslu Sragen menilai yang dilakukan mereka adalah kegiatan kampanye diluar jadwal yang ditentukan. Lantaran di pakaian yang dikenakan terdapat foto Prabowo Subianto. Akan tetapi pelarangan yang dilakukan Bawaslu lemah, lantaran saat ini belum ada tahapan penetapan calon Presiden.

Ketua Umum DPC Papera Don Muzakir menyampaikan cukup heran dengan yang terjadi di Sragen. Setelah mengunjungi sekitar 400 pasar tradisional, baru pertama kali dihadang Bawaslu di Pasar Sragen. ”Mungkin Bawaslu kurang baca aturan. Wajar saja kalau saya tulis Prabowo Calon Presiden, karena kita orang partai. Tapi kita tidak persoalkan itu. Mungkin dia tidak membaca aturan kampanye,” terangnya.  

Dia menyampaikan bersama sekitar 20 orang pengurus Papera hendak aksi sosial dan belanja. Dia menyampaikan dengan paguyuban pasar maupun pengurus pasar juga tidak ada masalah. Selain itu juga ada pedagang yang tergabung dalam Papera.

”Kita kendak berbelanja, sambil kita mencari informasi seperti harga barang, dan kondisi pasar. Karena setiap berkunjung di pasar suatu daerah. Kita diperintah untuk input informasi oleh pak Prabowo, seperti daya beli dan sebagainya,” ujarnya.

Dia menyampaikan kehadirannya bukan hanya urusan politik. Tapi juga urusan ekonomi dan meramaikan pasar tradisional. Lantas terkait sikap bawaslu Papera memberikan maaf. Selain itu tidak berencana melaporkan ke DKPP terkait tindakan Bawaslu Sragen. ”Kita maafkan tapi kedepan jangan begitu. Siapapun boleh ke Pasar. Pak Jokowi turun ke pasar, Pak Ganjar turun, pak Anies turun ke pasar nggak masalah,” tuturnya.

Sementara Sekretaris DPD Gerindra jateng Sriyanto Saputro menyampaikan sempat ada diskusi dengan Bawaslu Sragen. Pihaknya segera komunikasi dengan Ketua Bawaslu Jateng. ”Ketua bawaslu Jateng juga kaget. Saya kira aturan main juga sangat jelas. Bahwa hari ini belum ada kandidat Presiden siapapun, jadi tidak perlu berlebihan. Lagipula sosialisasi juga penting. Tugas kita juga menyerap aspirasi pedagang dan melihat kondisi pasar, yang bermanfaat bagi para pedagang sendiri,” ujarnya.

Dia menyampaikan terjadi mis komunikasi dengan Bawaslu Sragen. Dia mengingatkan jangan sampai aturan antar kabupaten/kota berbeda. Selain itu selama ini payung hukum yang digunakan sama. Jangan sampai ditafsirkan masing-masing. ”Mis komunikasi wajar, harapan kami tidak terjadi kembali,” bebernya.

Sementara Ketua Bawaslu Sragen Dwu Budhi Prasetyo menyampaikan awalnya ada pemberitahuan dari partai Gerindra akan mengadakan kegiatan. Lantas pihaknya menekankan intinya pasar kota tidak dijadikan tempat kegiatan politik. Lalu saat pengawasan ke lokasi, pihaknya melihat kaos yang dikenakan.

Kemudian Ketua Bawaslu berdiskusi dengan dua anggota lainnya. Lalu disimpulkan boleh masuk ke pasar dengan syarat tulisan yang terkait dengan politik untuk ditutupi. ”Boleh pakai jaket atau bagi yang perempuan kerudungnya dilebarkan. Tapi dari pihak Papera menampaikan bukan kampanye,” terangnya.

Lantas Bawaslu Sragen berkonsultasi dengan pimpinan. Karena belum ada penetapan Calon Presiden, maka tulisan dan gambar yang dikenakan di kaos Papera belum termasuk unsur kampanye. ”Kami minta maaf pada Papera atas Insiden tadi,” ujarnya.(aza)

Tinggalkan Komentar

Komentar