Baru 3 Bulan, Sudah 3 Kasus Kekerasan Seksual Anak

SRAGEN, Kabarsukowati – Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Perlindungan Perempuan dan pemberdayaan Anak (DPPKBPPPA) Kabupaten Sragen menindaklanjuti kekerasan seksual yang terjadi di Sragen. Kasus kekerasan Seksual cukup marak di Sragen. Belum genap tiga bulan, sudah terjadi 3 kasus kekerasan seksual yang melibatkan anak.

Informasi yang dihimpun selama 2021 melakukan pendampingan bagi 10 Korban anak perempuan dan 1 laki-laki. Sedangkan pada 2022 ini sudah 3 anak menjadi korban. Termasuk kasus terakhir di Sambungmacan. Namun dari tiga kasus tersebut, satu diantaranya ditangani Pemerintah Kabupaten Karanganyar lantaran lokasi kejadian di wilayah Karanganyar meski warga Sragen.

Kepala DPPKBPPPA Kabupaten Sragen dr. Udayanti Proborini menyampaikan kekerasan pada anak cukup marak. Sejauh ini kebanyakan pelaku justru memiliki hubungan dekat dengan korbannya. ”Untuk sejumlah kasus itu, kita dampingi, pemulihan mental dan psikologinya agar bangkit,” terangnya Selasa (15/3).

Pihaknya mengakui dengan banyaknya kasus kekerasan seksual yang menimpa anak-anak di Sragen, berpengaruh pada penilaian Kota Layak Anak. Namun dirinya menekankan dalam hal ini penilaian yang ditekankan bukan sekedar jumlah korban anak saja. Namun bagaimana membuat sistem penanganan dan pemulihan pada korban.

”Bukan berarti suatu Kabupaten dinobatkan menjadi KLA itu nol kasus. Namun bagaimana langkah penangannya. Apa anak yang menjadi korban itu mendapat penanganan yang semestinya atau tidak. Hampir tidak mungkin nol kasus,” bebernya.

Sejauh ini upaya pencegahan kasus kekerasan seksual anak terus dilakukan. Mulai dari penyuluhan hingga tingkat desa. Selain itu sosialisasi lewat forum anak untuk pencegahan.

Soal kasus terakhir di Sambungmacan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak Kepolisian. Dia menegaskan korban memang masih di bawah umur. Sedangkan ketiga pelaku diduga sudah masuk usia dewasa. ”Tim kami sudah melakukan upaya pendampingan,” terangnya.

Terpisah, Kepala Desa (Kades) Sambungmacan, Kecamatan Sambungmacan Bondan Pratiwi membenarkan korban adalah warga desanya. Terkait fisik korban sejauh ini terlihat sehat. Namun untuk psikologi korban dirinya tidak berani memastikan. ”Kami tetap koordinasi dengan Dinas terkait untuk kejadian ini,” terangnya.

Tinggalkan Komentar

Komentar