BPJS Kesehatan Sisir Warga Sragen yang Belum Punya JKN

SRAGEN, Kabarsukowati – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan berupaya meningkatkan peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kabupaten Sragen. Lantas BPJS Kesehatan dan Pemerintah Kabupaten Sragen menjalin dengan metode Pesiar. Harapannya 14 persen warga yang belum tersentuh JKN bisa terakomodir.

BPJS Kesehatan bersama Pemkab Sragen melaksanakan penandatangan addendum nota kesepakatan tentang optimalisasi program JKN di Kabupaten Sragen. Salah satunya yakni program Petakan, Sisir, Advokasi dan Registrasi (Pesiar) untuk mengoptimalkan jaminan kesehatan pada warga Sragen.

Kepala BPJS Kesehatan Cabang Surakarta dr. Dyah Miryanti MM., AAAK menyampaikan kerjasama dengan pemerintah kabupaten Sragen sudah lama terjalin. Namun dalam kesempatan ini ditambahkan melalui addendum karena ada program pesiar yang dinilai efektif.

Pihaknya menjelaskan selama ini ada kendala terkait data masyarakat bisa diselesaikan melalui agen pesiar. Kegiatan Pesiar dilakukan dengan cara menyandingkan data kependudukan dengan data kepesertaan JKN. Kemudian dilakukan penyisiran data tersebut dengan melibatkan peran RT dan Lurah/kades sehingga Pemerintah Daerah memiliki bank data potensi penduduk yang dapat didaftarkan ke segmentasi yang sesuai.

”Jadi dipilah setelah terdata, siapa saja yang belum masuk JKN. Dipilah, jika termasuk warga miskin didaftarkan oleh dinas sosial, atau pegawai suatu perusahaan yang belum mendaftarkan juga dilaporkan ke kita. Atau yang belum terdaftar sama sekali meskipun dinilai mampu. Lha ini sesuai segmentasi,” terang Dyah.

Dia menyampaikan filosofi dari program ini, yakni jangan sampai ada masyarakat yang tidak memiliki perlindungan jaminan kesehatan. Lantas di Sragen sudah ada 86 Persen warga yang sudah memiliki jaminan kesehatan. ”Masih ada penduduk yang dipilah lagi oleh agen Pesiar. Karena ada yang harus diupdate lagi, seperti misalnya meninggal, dan sebagainya,” ujarnya.

Dyah menjelaskan untuk Desa yang menjadi Pilot project yakni Desa Bonagung, Kecamatan Tanon. Kedepan langkah yang dilakukan desa Bonagung menjadi percontohan bagi desa lain.  

Sementara Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menjelaskan pada intinya semua pihak didorong membantu agar terwujud Universal Health Coverage (UHC) tercapai. Dalam mewujudkannya membutuhkan gotong royong semua pihak. ”UHC kita sudah naik 2,45 persen sejak Januari, sekarang total ada 86,18 persen,” terangnya.

Yuni mengakui dalam meningkatkan UHC  ini bukan hal yang mudah.  Dari APBD Kabupaten Sragen sudah membantu membiayai 64.982 jiwa untuk JKN. Pihaknya menyediakan lebih dari Rp 2 miliar per bulan, dalam setahun sekitar Rp 30 miliar. ”Saya diminta BPJS Kesehatan semua pihak agar turut berperan membantu meningkatkan UHC,” kata Yuni.

Dia menjelaskan anggaran sekitar Rp 30 miliar sebenarnya belum terpakai semua. Karena untuk mencari warga yang belum JKN tidak mudah. Sehingga dilaksanakan program pesiar oleh BPJS Kesehatan. ”Maka progam ini langsung dari RT sampai Kades, bisa membantu. Dan kita siapkanProgram Desa Tuntas Kemiskinan (Tumis) sudah UHC,” terang Yuni.(aza)

Tinggalkan Komentar

Komentar