8 Siswa Diterima SMA Negeri 1 Gondang Offline


SRAGEN, Kabarsukowati – Permasalahan penerimaan peserta didik baru (PPDB) di SMA Negeri 1 Gondang akhirnya diselesaikan. Sebanyak 8 siswa yang tersingkir akibat ulah peretas dipastikan diterima di SMA Negeri 1 Gondang. Mereka diterima secara offline dan di tahun ajaran baru tahun 2022/2023 SMA tersebut menambah 8 kuota.

Kepala Sekolah SMAN 1 Gondang, Sragen, Singgih Santoso menyampaikan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo yang langsung turun tangan menjamin diterimanya kembali 8 siswa tersebut. Kabar itu sudah sampai Gubernur dan ditindaklajuti ke Dinas Pendidikan Provinsi jawa tengah.

”Sudah ada penyelesaian, dari Kepala Dinas Cabang wilayah VI Karanganyar, sudah ke Sekolah. Dapat dawuh anak yang namanya hilang tadi bisa diterima di SMA Negeri 1 Gondang secara ofline,” terangnya Selasa (5/7).

Lantas dilakukan pertemuan dengan wali siswa di aula sekolah setempat. Disampaikan pada wali siswa, 8 anak yang menjadi korban hecker untuk bisa diterima kembali. Dengan demikian permasalahan mereka sudah selesai dan bisa melanjutkan daftar ulang.

Singgih menyampaikan penambahan 8 kuota ini tidak mengurangi kuota zonasi sebelumnya sebanyak 250 siswa. Selain itu karena setelah nama mereka hilang dan melaporkan pada kepolisian, dari orang tua siswa menarik laporan.

”Karena ini sudah massa daftar ulang dan sebentar lagi sudah masuk. Karena ini dianggap selesai, permintaan dari orang tua siswa bisa diterima sudah selesai. Dalam pertemuan tadi dari orang tua siap mencabut laporannya,” terangnya.  

Singgih pun menyayangkan dengan kejadian ini nama baik sekolah menjadi sedikit tercoreng. Karena tidak dipungkiri ada anggapan dari masyarakat, panitia PPDB SMA Negeri 1 Gondang ikut bermain.

Dia menyampaikan dari panitia tidak main-main dalam menjalankan tugasnya. ”Anggapan disogok pasti ada, padahal Insyaallah tidak seperti itu. Kami dan teman –teman komitmen dan konsisten bekerja sesuai dengan aturan dan prosedur PPDB,” ujarnya.

Sementara Anggota DPRD Sragen, Bambang Widjo Purwanto yang telah mendampingi 8 siswa yang tercoret akibat ulah hacker PPDB ikut bersyukur dengan kebijakan yang dikeluarkan Pemprov Jateng. Pihaknya mengapresiasi pemkab merespon masalah ini dengan cepat. ”Kami sadar ini bukan salah sekolah, tapi karena ulah orang tak bertanggungjawab,” tandasnya.

Soal laporan polisi sebelumnya, Bambang mengaku akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian lagi. Apakah nanti laporan dicabut atau ditindaklanjuti pihaknya siap. “Tujuan utama kami adalah bagaimana 8 siswa ini bisa diterima kembali, karena memang sudah haknya. Perkara nanti polisi tetap menyelidiki untuk mencari pembobol situs, ya silahkan,” ujarnya.(aza)

Tinggalkan Komentar

Komentar