Satkorcab Banser Sragen Baiat 202 Anggota Baru

SRAGEN, Kabarsukowati - Satuan Koordinasi Cabang Barisan Ansor Serbaguna (SATKORCAB Banser) Kabupaten Sragen menggelar pendidikan dan pelatihan dasar (Diklatsar). Diklat sebagai gerbang awal menjadi Banser itu dilaksanakan di pondok Pesantren Miftahul 'Ulum, Gemantar, Mondokan, Sragen, Jum'at-Ahad (23-25/12).


Hadir dalam pembukaan acara tersebut Camat Mondokan beserta jajaran Muspika, Pengurus MWCNU Mondokan, pengurus yayasan pontren Miftahul Ulum dan pengurus PC GP Ansor maupun Satkorcab Banser. Kegiatan diikuti sebanyak 202 peserta dari 20 PAC di Kabupaten Sragen.

Camat Mondokan Agus Endarto mengapresiasi kegiatan ini dan mengucap terimakasih atas pilihan tempat yang dilaksanakan diwilayahnya. Ia memberikan motivasi kepada para calon anggota baru itu untuk tulus iklas menjadi Banser.


"Negara sangat terbantu dengan adanya diklatsar banser ini karena ini seperti wajib militer atau pendidikan bela negara," ungkapnya saat hadir dalam pembukaan.

Margono Kepala Satuan Kordinasi Cabang Banser Sragen mengungkapkan jika peserta secara keseluruhan mampu mengikuti seluruh rangkaian kegiatan wajib yang diatur pelatih.

"Alhamdulillah seluruh peserta mampu mencapai indikator dan semua dinyatakan lulus bahkan nyaris tidak ada yang ijin," kata Margono kepada kabarsukowati.

Sementara itu Endro Supriyadi saat menutup acara sekaligus prosesi baiat anggota berpesan agar para anggota banser baru itu untuk kembali menata niat agar mendapatkan keberkahan khitmat di Nahdlatul Ulama melalui Banser.


"Sahabat-sahabat sebelum saya ambil sumpah dan baiat silahkan tata niat, ingat dan sadari bahwa kita berasal dari keluarga kita. Maka setelah ini silahkan temui keluarga minta maaf jika ada salah dan do'a restu agar kita diberikan kemudahan dalam berkhidmat," ungkap Endro

Setelah prosesi baiat rasa haru dan isak tangis syukur bergemuruh di lokasi diklatsar. Hal ini terjadi karena sebagian dari keluarga peserta baik orangtua, anak, istri hadir di tengah-tengah lokasi baiat. Mereka merangkul, memeluk  satu sama lain dan saling memberi maaf atas kesalahan hingga memberikan do'a restu.

Sementara beberapa anggota yang tak dijemput keluarganya terus meneteskan air mata karena ingat khilaf dan salahnya. Kemudian mereka saling menguatkan antar anggota kerena baju doreng banser adalah satu jiwa.

Kegiatan ditutup dengan menyayikan bersama lagu banser dan yel-yel yang sangat meriah dan kompak (edi)

Tinggalkan Komentar

Komentar