Demam Berdarah Mengancam, Keponakan Anggota DPRD Sragen Jadi Korban

SRAGEN – Penyakit Demam Berdarah menjadi ancaman ketika musim hujan seperti saat ini. Penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk tersebut bisa mengancam siapa saja. Baru-baru ini kerabat anggota DPRD Kabupaten Sragen meninggal dunia akibat penyakit tersebut.

Keponakan anggota DPRD Kabupaten Sragen, Tono yakni Septi Handayani, 34, warga Dukuh Ngabean RT 17, Desa Bumiaji, Kecamatan Gondang meninggal dunia, Minggu (8/1). Korban dilaporkan meninggal dengan gejala mengarah demam berdarah (DB). 

Anggota DPRD Sragen dari Partai Nasdem itu menyampaikan korba sempat dirawat. Lantas Septi meninggal saat dirawat di RS Mardi Lestari Sragen. ”Ini saya barusaja takziah dari rumah duka. Meninggalnya tadi pagi terkena DB di RS Mardi Lestari Sragen,” terang Tono.

Dia menjelaskan awalnya almarhumah sempat mengalami gejala demam tinggi dua hari lalu. Lantas sempat dirawat ke salah satu klinik di Pilangsari, Ngrampal sehari semalam, kondisinya kemudian semakin menurun. Lalu dirujuk ke RS Mardi Lestari Sragen sebelum akhirnya meninggal dunia.  ”Gejalanya trombositnya menurun drastis dan demam tinggi,” terangnya. 

Dari keterangan yang diperoleh, gejala yang dialami mengarah terkena demam berdarah. Karena sebelumnya warga di lingkungan sekitar sudah banyak yang terjangkit DB dengan gejala serupa. Saat ini masih ada beberapa warga yang sebagian anak-anak, juga mengalami gejala yang sama. 

"Info dari warga setempat, banyak yang kena DB di situ sejak Desember kemarin. Banyak yang dirawat inap, tapi Alhamdulillah bisa sembuh. Semua gejalanya trombosit turun drastis," terangnya. 

Saat ini masih ada beberapa warga di RT 17 dan 18 yang dirawat dengan gejala serupa. Atas merebaknya DB itu, pihaknya mendesak Puskesmas atau DKK segera bertindak melakukan penanganan fogging atau upaya pencegahan. 

"Tadi keterangan dari warga belum ada fogging maupun penanganan sama sekali. Kasihan, sudah banyak kasus sampai ada yang meninggal. Jangan sampai jatuh banyak korban baru ada tindakan," ujarnya. 

Sementara Kades Bumiaji, Budiyono membenarkan korban meninggal dengan gejala demam berdarah. Namun pihaknya belum memiliki data jumlah warga yang terkena DB. Dia menegaskan pihak desa sebelumnya sudah mengajukan permintaan ke Puskesmas agar segera melakukan penanganan maupun fogging. Akan tetapi sejauh ini belum ada laporan apakah sudah ditindaklanjuti atau belum. 

”Kami berharap dari dinas segera melakukan penanganan, yang penting segera ada tindakan agar warga tidak semakin banyak yang terkena," ujarnya. (Aza)

Tinggalkan Komentar

Komentar