Secuil Kisah Hidup Syabda Perkasa Belawa

SRAGEN, Kabarsukowati – Pebulutangkis muda andalan Indonesia Syabda Perkasa Belawa Dimakamkan di Sragen setelah mengalami kecelakaan di jalan tol. Pebulutangkis Pelatnas PBSI ini dikabarkan meninggal saat perjalanan menuju Sragen Senin (20/3). Dia mengalami kecelakaan mobil di tol Pemalang - Batang KM 315 +200 A pukul 03.50.

Awalnya Syabda bersama keluarganya menggunakan kendaraan Toyota Camry Nopol  B-1824-KBN yang dikemudikan ayahnya Muanis, 50, menuju Sragen. Saat kejadian pengemudi diduga mengantuk sehingga hilang konsentrasinya. 

Lantas kendaraan oleng ke kiri menabrak bagian belakang samping kanan belakang Truck No.Pol AG 8711 V yang melaju di lajur lambat dan terdorong berhenti di bahu jalan. Akibat kejadian tersebut, Syabda, 22, dan ibunya Anik Sulistyowati, 49 meninggal dunia.

Sedangkan kakak syabda, Diana Sakti Anistyawati, adiknya Tahta dan ayahnya Muanis mengalami luka yang cukup serius dan dilarikan ke RSI Al Ikhlas Pemalang. Lantas jenazah Syabda dan ibunya Anik diantar ke Sragen untuk dikebumikan. Sedangkan untuk kerugian material atas kerusakan kendaraan sekitar Rp 25 juta. 

Terkait kejadian tersebut, Kakak sepupu Syabda, Fitriana, 38, mengaku tidak menyangka dengan kabar duka tersebut. ”Bapaknya Syabda itu Om Saya. Sebelum menikah saya satu rumah sama Syabda di Bekasi,” terang Fitriana. 

Dia mengenal Syabda sejak masih kecil. Bahkan bakatnya sudah terlihat sejak usia 4-5 tahun dan tampak menyukai raket. Hal tersebut tidak lepas dari dukungan ayahnya yang suka olahraga tepok bulu tersebut. ”Dulu saat masih usia dini, saya sering mengantar latihan saat masih di Jakarta,” terang Fitri.

Lantas intensitasnya bertemu berkurang setelah Syabda masuk PB Djarum. Apalagi akhir-akhir ini sudah masuk platnas. Sedangkan dirinya saat ini sudah tinggal di Masaran, Sragen. Perihal sosok Syabda, dia melihat anak yang pendiam, namun murah senyum. ”Selain gampang senyum, juga pekerja keras dan nurut dengan orang tua.

Pihaknya menuturkan saat ini memang sudah jarang pertemu. Namun pada momen tertentu seperti lebaran, Syabda selalu mudik ke Sragen. Karena memang kedua orang tuanya asli Sragen. Meski merantau di Jakarta. Ibunya asli Desa Sumberejo, Kecamatan Mondokan. Sedangkan Ayahnya berasal dari Desa Tegalombo, Kecamatan Kalijambe.

Terkait kabar duka tersebut, Dia sebagai keluarga dekat mengaku sangat sedih, ditinggal saudara. Sebelumnya tidak ada firasat apapun. Bahkan sepekan lalu masih bertemu dengan ibunda Syabda di Sragen. ”Mengejutkan seperti mimpi. Ibu syabda seminggu lalu mudik di kampung buat menghadiri hajatan pernikahan saudara. Tidak ada pesan tertentu saat bertemu, kalau ibu syabda bercanda biasa,” ujarnya.

Perihal kondisi keluarga Syabda saat ini, Ayah Syabda masih belum bisa diajak bicara karena terpukul dengan kejadian tersebut. Lantas Kakak Syabda Diana mengalami cidera di kepala dan harus dijahit. Sedangkan Adik Syabda mengalami patah tulang. ”Kabar sementara yang didapatkan itu, tapi ini belum sampai rumah duka,” bebernya.  

Sementara Kepala Desa (Kades) Sumberejo, Kecamatan Mondokan, Sentot Nugroho menyampaikan rombongan keluarga bertolak dari Jakarta hendak ke Sragen. Lantaran mendapat kabar duka nenek Syabda yang berada di Mondokan meninggal dunia. Tetapi justru mengalami kecelakaan di tol.

Dia menjelaskan Jenazah akan dimakamkan di Sragen. Namun pihaknya belum memastikan waktu kedatangan jenazah. "Berita yang kami peroleh akan dimakamkan di Mondokan, Syabda dan ibunya meninggal. Sementara ayah dan kakak masih dirawat di Pemalang. Rencananya mau mudik Sragen takziah, karena neneknya meninggal," ujarnya.

Menurut Sentot, Syabda memang kelahiran Jakarta. Hanya saja ibunya asli Mondokan, sedangkan ayahnya berasal dari Kalijambe. Sehingga direncanakan mendiang dimakamkan di Sragen dalam satu liang lahat. Pemakaman dilangdungkan di TPU Dukuh Karaban, Desa Sumberejo, Kecamatan Mondokan. (aza)

Tinggalkan Komentar

Komentar