Peringatan Hari Lahir NU ke-102 di Sragen: Fokus pada Pembebasan Tanah Masjid Kauman

SRAGEN, Kabarsukowati – Tahun ini, peringatan Hari Lahir Nahdlatul Ulama (NU) ke-102 Hijriah yang jatuh pada 16 Rajab tidak dirayakan secara meriah di Kabupaten Sragen. Bukan tanpa alasan, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sragen tengah mengarahkan seluruh perhatian dan energi untuk misi besar: pembebasan tanah kompleks Masjid Kauman.

Proyek ini melibatkan pembebasan tanah senilai Rp5 miliar, yang ditargetkan rampung sebelum Ramadan 1446 Hijriah. Untuk mencapai tujuan tersebut, PCNU Sragen membentuk panitia khusus dan menggalang dana melalui program kupon amal jariyah senilai Rp20.000 per lembar.

Gotong Royong Warga NU

Ketua PCNU Sragen, KH Sriyanto, menegaskan optimisme bahwa kekurangan pembayaran tanah dapat dilunasi melalui semangat gotong royong warga Nahdliyin. “Kami yakin, dengan partisipasi semua jamaah, target ini bisa tercapai. Setiap warga NU cukup berkontribusi membeli kupon amal jariyah senilai Rp20.000,” ujarnya.

Menurut KH Sriyanto, gerakan ini bukan sekadar penggalangan dana, tetapi juga upaya memperkuat ikatan spiritual dan kebersamaan antarwarga NU. “Masjid Kauman adalah simbol perjuangan dan kebangkitan umat Islam di Sragen. Membebaskan tanahnya adalah tanggung jawab bersama,” tambahnya.

Harapan Menuju Ramadan

Target pelunasan sebelum Ramadan memiliki makna mendalam, mengingat bulan suci ini adalah momentum umat Islam untuk memperbanyak amal ibadah dan kebaikan. PCNU Sragen berharap, dengan rampungnya pembebasan tanah, Masjid Kauman dapat menjadi pusat kegiatan keagamaan yang lebih inklusif dan representatif bagi seluruh jamaah.

Semangat Peringatan yang Berbeda

Meskipun tanpa kemeriahan khas peringatan Hari Lahir NU, semangat yang terbangun tahun ini justru lebih bermakna. Fokus pada pembebasan tanah Masjid Kauman menjadi bukti nyata komitmen NU Sragen untuk memperjuangkan keberlanjutan syiar Islam melalui langkah konkret.

“Ini bukan hanya tentang uang, tetapi tentang bagaimana kita sebagai umat bergotong royong untuk tujuan mulia. Masjid ini bukan hanya milik generasi sekarang, tetapi juga warisan untuk generasi mendatang,” tutur KH Sriyanto.

Gerakan Amal yang Menginspirasi

Gerakan ini diharapkan tidak hanya menjadi solusi pembebasan tanah, tetapi juga inspirasi bagi warga NU di daerah lain. Dengan mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan keikhlasan, PCNU Sragen menunjukkan bahwa tantangan besar dapat diatasi jika semua pihak bergerak bersama.

Hari Lahir NU ke-102 di Sragen mungkin tidak dihiasi lampu dan pesta, tetapi cahayanya justru terpancar melalui semangat perjuangan warga Nahdliyin untuk membangun masa depan yang lebih baik. Dengan setiap kupon amal jariyah yang terjual, semakin dekat pula harapan untuk menyaksikan Masjid Kauman berdiri sebagai simbol kebersamaan umat.

Penulis : Joko Wahono (Ketua LTN-NU Sragen) Lihat

Tinggalkan Komentar

Komentar