Kembalikan Tradisi Methil, Tani Keluhkan Pupuk dan Irigasi


SRAGEN, Sragen – Tradisi methil menjelang panen padi di wilayah Kecamatan Karangmalang kembali dihidupkan setelah lama ditinggalkan. Dalam kesempatan itu, para petani mengeluhkan regulasi pupuk dan ketersediaan irigasi yang susah.

Ketua Kelompok Tani Makmur Desa Pelemgadung, Kelurahan Karangmalang Suparno menyampaikan menjelang panen kembali menggelar methil. Dia mengakui tradisi ini sudah lama ditinggalkan. Lantas saat ini mulai digalakkan kembali. ”Baru kembali kami laksanakan ini, agar petani muda tahu bahwa dulu ada tradisi ini. Harapannya petani bisa panen dengan hasil yang melimpah,” terangnya.

Lantas dia menyampaikan situasi pertanian pada saat ini tidak baik-baik saja. Terutama masalah pupuk yang bisa dibilang mahal dan langka. ”Pupuk bersubsidi ada, tapi kuota kurang. Kalau yang bukan subsidi mahal,” terang Suparno.

Pihaknya menyampaikan selain mahal, juga sulit didapat. Bahkan untuk satu sak pupuk bisa diatas Rp 600-900 ribu. ”Kami meminta pemerintah bisa tambah kuota pupuk subsidi. Kalau satu patok, 3 hektar jatah petani jelas kurang,” terangya.  

Pada kesempatan tersebut pihaknya juga mengeluhkan jasa pengairan. Dia menuturkan irigasi saat ini sudah berhenti. Padahal setiap tahun petani urunan membayar air irigasi. Namun kini tidak mengalir. Solusi yang diambil yakni memakai sumur pantek, hanya saja membutuhkan biaya besar.

Sementara Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sragen Pujono Elly Bayu Effendi menyampaikan apresiasi pada para petani sekitar Kecamatan Karangmalang ini yang mengembalikan tradisi methil yang lama ditinggalkan. ”Tradisi ini sonjo terhadap lingkungan, harapan supaya panennya berkah dan hasilnya baik,” terang dia.

Pria yang biasa disapa Bayu ini sekaligus mendengarkan aspirasi terkait kelangkaan pupuk. Seperti mahalnya harga pupuk non subsidi. Hingga kesulitan petani menjual hasil panen. ”Keluhan petani ini akan kita bawa dan kita sampaikan ke pemerintah untuk ditindaklanjuti. Sehingga pemerintah bisa menyikapi permasalahan petani ini. Seperti Pupuk dan harga,” ujarnya.

Bayu meminta dinas terkait bisa mengurai permasalahan. Kemudian memastikan proses pertanian di Sragen berjalan lancar dan aman.

Kemudian sebagai Ketua DPD II Partai Golkar, pihaknya menegaskan akan menyampaikan ke struktur partai yang lebih tinggi terkait kondisi pertanian. Sehingga bisa digelar program yang bisa membantu petani. ”Perlu diingat Kabupaten Sragen bisa panen 3 kali setahun atas pemikiran tokoh Partai Golkar, Presiden Suharto. Dulu petani diberi ruang untuk menyampaikan aspirasinya hingga dibuat Waduk Gajah Mungkur,” ujarnya.(aza)

Tinggalkan Komentar

Komentar