Harlah NU ke 99

Setiap tahun, Harlah NU diperingati dua kali, 31 Januari dan 16 Rajab. Namun, peringatan hari lahir resmi yang diatur dalam Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) NU yaitu harlah dalam perhitungan tahun Hijriyah, yakni 16 Rajab. Tetapi, NU juga tidak melarang warganya untuk memperingati harlah versi Masehi, yaitu 31 Januari.

Berdirinya NU tidak semata-mata hanya menegakkan syiar agama Islam dan akidah Aswaja, tetapi juga menanamkan spirit nasionalisme (termasuk kemandirian ekonomi). Berdirinya NU melibatkan ikhtiar ruhani para kiai, di antaranya KH Cholil Bangkalan, KH Hasyim Asy’ari, KH Abdul Wahab Chasbullah, KH Bisri Syansuri, KH As’ad Syamsul Arifin, dan lainnya.

Namun demikian ada dua versi soal Harlah NU ini yaitu yang menurut perhitungan Masehi yang membuat Harlah NU ke-96, sedangkan sesuai dengan perhitungan HijriyahHarlah NU saat ini menginjak ke-99.

Dalam AD/ART NU Bab XXI Pasal 33 Tentang Harlah NU, berbunyi: Sesuai dengan SK PBNU Nomor 251 Pasal 5 Ayat (3) tentang Harlah NU dan Keputusan Pleno Komisi Organisasi Muktamar ke-33 NU di Jombang bahwa Harlah NU dilaksanakan pada tanggal 16 Rajab. 

Menurut mantan Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Andi Najmi Fuadi sebagaimana dilansir dari nu online, terkait dua peringatan tersebut, PBNU tidak mempermasalahkannya karena dua-duanya benar, sesuai fakta sejarah, meskipun jumlah hitungannya berbeda. 


"Dua-duanya benar, yang tidak benar itu jika pada bulan Rajab pengurus NU dan Nahdliyin  tidak memperingatinya," kata Ketua Komisi Organisasi Muktamar ke-34 NU di Lampung kemarin.

 

Andi menjelaskan di dalam peraturan organisasi disebutkan bahwa yang wajib diperingati adalah harlah versi Hijriah. Namun, tidak ada larangan untuk pengurus dan warga NU memperingatinya di bulan Januari.

Berkaitan degan tema besar Harlah kali ini, yaitu Menyongsong 100 Tahun Nahdlatul Ulama: Merawat Jagat, Membangun Peradaban; Gus Fahrur menegaskan bahwa sebagaimana sudah banyak disinggung oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, NU akan terus berkontribusi untuk peradaban dunia dengan menyuarakan nilai-nilai perdamaian sebagai konsep besar.  

“Gus Yahya punya konsep besar tentang bagaimana supaya perdamaian itu bisa terwujud dan bisa hidup harmonis. Itu konsep besar,” ucap Gus Fahrur.

Gus Fahrur berharap, Harlah ini bisa menjadi momentum pemersatu seluruh warga nahdliyin  guna membangun kekuatan NU dalam membangun peradaban. Terutama, lanjutnya, warga nahdliyin di wilayah timur Indonesia yang masih belum tersentuh dengan maksimal.  

“(NU di wilayah timur Indonesia) ada yang belum punya kantor, belum punya sekolah, belum punya pesantren. Ini akan diratakan. Jadi Gus Yahya memiliki orientasi ke bawah untuk meratakan tugas-tugas ini tidak hanya di Jakarta,” ujar Gus Fahrur.  

“Ada 99 titik nelayan, pertanian, perkebunan. NU akan lebih banyak program itu di daerah, tidak di Jakarta (saja),” tandasnya.   Sebagaimana diketahui, dalam perhitungan tahun masehi NU didirikan pada tanggal 31 Januari 1926 di kota Surabaya, Jawa Timur. Sementara dalam versi hijriyah, NU berdiri pada tanggal 16 Rajab 1344 H.

Dengan demikian, jika menghitung tahun Masehi, NU sudah memasuki usia yang ke-96 di tahun 2022. Sedangkan mengacu pada perhitungan tahun hijriah, NU memasuki usia yang ke-99 pada tahun 1443 H. Setiap tahun, Harlah NU diperingati dua kali, tanggal 31 Januari dan 16 Rajab.   Untuk versi masehi sendiri, NU memasuki usia ke-96 NU pada 31 Januari 2022 lalu. Harlah versi ini dilaksanakan di empat provinsi yang berbeda, yaitu di Balikpapan atau Samarinda di Kalimantan Timur, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT), Palembang dan Muara Enim di Sumatra Selatan, dan Bangkalan di Jawa Timur. (nuonline)

Tinggalkan Komentar

Komentar