Dampingi Mentan, Mbak Luluk Soroti Pupuk Bersubsidi
SRAGEN, Kabarsukowati.id – Menteri Pertanian (Mentan)
Yasin Syahrul Limpo melakukan kunjungan sekaligus panen raya kacang tanah di
desa Bendungan, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen, Senin (10/01). Dalam kunjungannya
tersebut Mentan didampingi anggota Komisi IV DPRRI Luluk Nur Hamidah dan
pejabat eselon I Kementerian Pertanian.
Sebelum menuju lokasi panen raya mentan beserta rombongan
disambut Bupati Sragen dan dijamu di rumah dinas Bupati.
Di tengah kinjungan tersebut, Anggota Komisi IV DPR RI
Luluk Nur Hamidah menyoroti soal pupuk bersubsidi dan Harga Pokok Penjualan
(HPP) Gabah. Pihaknya menyampaikan berdasarkan Panitia Kerja (Panja) pupuk
Komisi IV DPR RI kemampuan negara untuk menyediakan pupuk subsidi membutuhkan
anggaran Rp 70 trilyun. Tapi kemampuan pemerintah melalui kementerintah hanya
bisa Rp 30-33 trilyun.
”Kemampuan hanya sekitar 30 persen saja, sisanya harus
disediakan petani. Itupun dilapangan masih banyak menyisakan masalah. Seperti
pupuk datang tidak tepat waktu, tebus harga lebih tinggi, barang dianggap tidak
ada dan seterusnya,” bebernya.
Lantas aturan lama, yang berhak mendapat yakni petani
yang memiliki lahan dibawah 2 hektar. Sayangnya saat ini pemilik 2 hektar sawah
tergolong petani kaya. ”Rata-rata petani kita kepemilikan hanya 0,22 hektar.
Berdasar kajian itu kita berfikir batas persyaratan harus diubah dari 2 hektar
menjadi 1 hektar,” ungkapnya.
Setelah dikaji lagi, bisa menambah dari 30 persen menjadi
70 persen petani. Selain itu muncul lagi usulan dicabut, tetapi Harga Pokok
Penjualan (HPP) Gabah yang dinaikkan. Sayangnya masih ada petani gurem yang
membutukan pupuk bersubsidi.
Menurutnya yang paling ideal yakni membatasi penerima
pupuk bersubsidi, kemudian HPP Gabah dinaikkan. Persoalan HPP gabah ini
melibatkan sejumlah kementerian yang lain. Sehingga jangan sampai ada miss
koordinasi yang justru merugikan petani.

Sementara Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati
menjelaskan Sragen berada di urutan ke 9 se Indonesia untuk hasil produksi
pertanian. Dengan jumlah produksi gabah kering giling (GKG) 763.293 ton. Selain
padi komoditas utama lainnya adalah
jagung, kacang tanah dan tebu. Pada saat ini juga telah berkembang komoditas
hortikultura dan perkebunan.
Bupati menyampaikan permasalahan yang sering dihadapi
petani adalah pupuk bersubsidi, Hama, air, modal dan sarana prasarana. ”Terkait
dengan hal tersebut mohon kiranya ada kebijakan yang terkait dengan pupuk
bersubsidi, pupuk nonsubsidi dan penentuan HPP gabah yang seimbang, sehingga
tidak terjadi permasalahan di lapangan,” ujarnya. (Aza)
Komentar